Dukung Implementasi Trilogi Kerukunan Jilid 2, UIN SATU Siap Wujudkan Kampus Moderat dan Harmonis

Kontributor:

Foto Menag Rektor UMPTKIN 2025 02

Jakarta— Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menyatakan dukungan penuh terhadap program nasional Trilogi Kerukunan Jilid 2 yang diinisiasi oleh Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar.

Program ini ditekankan kembali oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin, dalam Rapat Koordinasi Kelulusan UM-PTKIN 2025 yang digelar Rabu (25/6/2025), sebagai pesan khusus kepada para Rektor PTKIN agar mengembangkan dan mengimplementasikan Trilogi Kerukunan tersebut secara konkret di lingkungan kampus.

Sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UIN SATU berkomitmen menjadi lokomotif dalam mewujudkan kampus yang moderat, inklusif, dan menjadi pilar harmoni bangsa.

Program Trilogi Kerukunan Jilid 2 yang diperkenalkan langsung oleh Menteri Agama RI ini menekankan tiga pilar utama: kerukunan dengan Tuhan, kerukunan dengan alam, dan kerukunan dengan sesama manusia.

Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abd. Aziz, menyambut baik arahan Menteri Agama dan Sekretaris Jenderal Kemenag RI. Ia menegaskan pentingnya membangun hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan sebagai fondasi utama kehidupan beragama di lingkungan kampus. Kerukunan dengan Tuhan, menurutnya, bukan semata-mata berkaitan dengan ritual, melainkan juga perilaku akhlak.

“Kerukunan dengan Tuhan adalah cara membentuk perilaku kita yang beragam dengan damai, bijak, dan tidak berlebihan. Kami terus berupaya menanamkan nilai-nilai keislaman dalam setiap proses pembelajaran. Mahasiswa tidak hanya diajak untuk rajin beribadah secara formal, tetapi juga diajarkan agar keimanannya tercermin dalam sikap santun, toleran, dan menghargai keberagaman,” ujar Rektor.

Selain itu, Prof. Aziz menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologis sebagai bentuk nyata kerukunan dengan alam. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Agama dalam pilar kedua Trilogi Kerukunan serta program Kemenag Asta Cita dan Asta Protas.

“Kerukunan dengan alam adalah wujud penghambaan kita kepada Tuhan melalui penghormatan terhadap ciptaan-Nya. Merusak lingkungan sama artinya dengan mengingkari amanah sebagai khalifah di bumi. Maka, UIN SATU mengajak seluruh civitas akademika untuk menempatkan kesadaran ekoteologis sebagai bagian dari etika keagamaan,” ungkapnya.

Kerukunan dengan sesama manusia pun menjadi aspek fundamental dalam membangun masyarakat yang damai dan berkeadaban. Rektor menegaskan bahwa kampus memiliki tanggung jawab strategis dalam membentuk generasi yang toleran, inklusif, dan mampu hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Di UIN SATU kami mendidik mahasiswa agar memiliki empati sosial, menghargai perbedaan agama, budaya, dan pandangan hidup. Kami tanamkan bahwa dialog lebih utama dari konfrontasi, dan persatuan lebih penting,” tegas Rektor.

Melalui dukungan terhadap Trilogi Kerukunan Jilid 2, UIN SATU Tulungagung menegaskan bahwa kampus bukan hanya tempat pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga ruang pembentukan karakter dan peradaban. Dengan memperkuat kerukunan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia, UIN SATU siap mencetak lulusan yang unggul secara intelektual, matang secara spiritual, dan tangguh secara sosial.

Sebagai bagian dari PTKIN di bawah naungan Kementerian Agama RI, UIN SATU siap menjadi garda depan dalam mewujudkan Indonesia yang damai, toleran, dan berkeadaban. Nilai-nilai kerukunan bukan sekadar slogan, melainkan menjadi arah gerak kampus menuju peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Editor: Ulil Abshor
Photographer: Istimewa
Skip to content