Tulungagung—Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menyelenggarakan kegiatan Refreshment Asesor Kompetensi BNSP, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan Master Asesor BNSP, Rachmat Farich, M.Pd., sebagai narasumber utama, dengan fokus pembaruan pemahaman asesor terhadap regulasi dan pedoman asesmen kompetensi terbaru sesuai standar BNSP.
Kegiatan ini diikuti oleh 47 asesor kompetensi dari UIN SATU Tulungagung. Para peserta terdiri atas 13 asesor dari skema Jenjang 3 bidang kewirausahaan industri, 11 asesor dari skema Pendamping UMKM Muda, 11 asesor dari skema Fasilitator Eksperiental Learning, serta 12 asesor dari skema Staff Administrasi SDM. Keikutsertaan para asesor dari berbagai skema tersebut menunjukkan kesiapan LSP UIN SATU dalam memperkuat layanan sertifikasi berbasis kebutuhan dunia kerja.
Direktur LSP UIN SATU Tulungagung, Mashudi, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperbarui pemahaman asesor terkait pedoman asesmen kompetensi terbaru serta meningkatkan kualitas pelaksanaan sertifikasi di lingkungan kampus. Selain itu, ia juga melaporkan bahwa LSP UIN SATU telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk JnT dan Pusat Karier UIN SATU Tulungagung, guna memperluas jejaring kemitraan dan peluang sertifikasi bagi mahasiswa maupun alumni.
Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., dalam pengarahan sekaligus membuka kegiatan, menegaskan pentingnya keberadaan LSP dalam meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi. Ia mengenang perjalanan awal pembentukan LSP di UIN SATU sejak 2010 yang diawali dengan pengajuan skema sertifikasi serta upaya akselerasi pengembangannya.
“Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) akan kesulitan bersaing dengan perguruan tinggi umum apabila tidak memiliki penguatan kompetensi lulusan. LSP memberikan benefit nyata bagi alumni dan menjadi satu-satunya instrumen yang memiliki bobot luar biasa dalam mendukung penerbitan SKPI,” ungkapnya.
Prof. Aziz juga menyoroti fenomena ketidaksesuaian antara profil lulusan dengan bidang pekerjaan, terutama banyaknya alumni Pendidikan Agama Islam yang bekerja di sektor perbankan. Melalui LSP, menurutnya, alumni memiliki daya tawar lebih kuat dalam bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain karena memperoleh pengakuan kompetensi yang terstandar.
Kepada para asesor, Rektor berpesan agar menjaga profesionalitas, objektivitas, dan etika dalam setiap proses asesmen. Ia meminta asesor untuk mempelajari setiap pedoman terbaru dan tidak melakukan penilaian secara asal-asalan maupun subjektif.
Salah satu peserta, Dr. Khoirul Anam, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan refreshment ini memberikan manfaat besar bagi para asesor dalam memperbarui pemahaman dan keterampilan asesmen. “Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa proses asesmen yang kita lakukan benar-benar sesuai standar BNSP. Kami berharap setelah ini LSP semakin kuat dalam memberikan layanan sertifikasi, sekaligus mampu memperluas skema yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Aziz memaparkan target pengembangan LSP ke depan, termasuk perluasan sasaran sertifikasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum, penguatan skema melalui pengembangan P2 dan P3, serta inovasi model asesmen yang relevan dengan perkembangan zaman. Ia juga mendorong percepatan implementasi RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) sebagai bagian dari kebijakan nasional terkait pengakuan kompetensi, sesuai ketentuan Kemendikbudristek yang mewajibkan perguruan tinggi memiliki RPL dan LSP.
“Bayangkan jika setiap program studi memiliki dua skema sertifikasi, berapa banyak lulusan kita yang mendapatkan pengakuan kompetensi resmi. Ini akan menjadi kekuatan besar bagi UIN SATU,” tegasnya.
Kegiatan refreshment ini diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan sertifikasi profesi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung serta mendukung penguatan kompetensi lulusan dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
