Dirjen Pendis Kukuhkan Tiga Guru Besar UIN SATU Tulungagung

Kontributor:

20251213 pengukuhan tiga guru besar

Tulungagung—Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU Tulungagung) menggelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan tiga Guru Besar, pada Sabtu (13/12/2025) di Aula Gedung KH Arief Mustaqiem. Pengukuhan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag. dan dihadiri jajaran pimpinan UIN SATU, tamu undangan, serta sivitas akademika.

Tiga Guru Besar yang dikukuhkan hari ini diantaranya adalah Prof. Dr. M. Muntahibun Nafis, M.Ag. sebagai Guru Besar Ilmu Sosiologi Pendidikan Islam, Prof. Dr. Ali Rohmad, M.Ag. sebagai Guru Besar Ilmu Kepemimpinan Pendidikan Islam, serta Prof. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.

Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat diawali dengan pembukaan sidang senat oleh Ketua Senat UIN SATU, Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag., dilanjutkan pembacaan surat keputusan, pengukuhan Guru Besar, serta penyampaian orasi ilmiah.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag., menegaskan bahwa kebijakan strategis yang diinisiasi oleh Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan Ekoteologi merupakan hal penting dan relevan untuk menjawab tantangan pendidikan Islam hari ini.

Menurutnya, pengukuhan tiga Guru Besar UIN SATU Tulungagung menjadi momentum tepat untuk mengarusutamakan kedua kebijakan tersebut, khususnya dalam ranah pendidikan.

“Saya ingin menghighlight kebijakan Bapak Menteri Agama yang sering kita sebut dengan Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi. Dua hal ini sangat penting untuk konteks hari ini,” ujar Prof. Amien Suyitno.

Prof. Amien turut menegaskan bahwa KBC merupakan bentuk value education yang menempatkan cinta sebagai nilai inti dalam pendidikan Islam. Menurutnya, pendidikan tidak cukup hanya menekankan aspek kognitif dan moral formal, tetapi juga harus membangun dimensi sosial, spiritual, ekologis, dan kemanusiaan secara utuh.

Prof. Amien juga menyinggung tantangan global seperti perundungan, krisis lingkungan, dan perubahan iklim, yang menuntut perguruan tinggi Islam untuk menghadirkan solusi berbasis nilai. Dalam konteks ini, PTKI didorong untuk menguatkan peran ekoteologi serta komitmen keberlanjutan kampus, salah satunya melalui program-program ramah lingkungan dan penguatan kesadaran ekologis civitas akademika.

Sementara itu, Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abd. Aziz, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran Dirjen Pendis yang menjadi sumber semangat dan kekuatan baru bagi institusi. Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini UIN SATU Tulungagung telah berhasil mengukuhkan 38 Guru Besar, sebuah capaian penting dalam penguatan kualitas akademik dan keilmuan.

“Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dirjen telah hadir dan membersamai kami tentu ini menjadikan semangat dan kekuatan baru, Alhamdulillah kini UIN SATU sampai detik ini telah mengukuhkan 38 guru besar,” sambut Rektor.

Dalam pengarahannya, Rektor juga menggarisbawahi substansi pidato ilmiah ketiga Guru Besar yang dikukuhkan. Pada orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Ali Rohmad menekankan penguatan peran guru sebagai fasilitator melalui kepemimpinan transformasional yang berlandaskan spirit takwa. Prof. Muntahibun Nafis mengangkat paradigma pendidikan Islam holistik berbasis sosio-sufisme yang mengintegrasikan dimensi sosial dan spiritual. Sementara Prof. Chusnul Chotimah menyoroti pentingnya manajemen reputasi lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren, yang bertumpu pada fondasi nilai spiritual dan kepercayaan publik.

Rektor menegaskan bahwa ketiga gagasan tersebut, meskipun berbeda fokus, memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kualitas pendidikan Islam yang adaptif terhadap tantangan zaman namun tetap berakar pada nilai-nilai spiritual dan keislaman.

“Pengukuhan tiga Guru Besar ini menjadi momentum strategis bagi UIN SATU Tulungagung untuk terus memperkuat peran akademik, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Kami berharap kontribusi keilmuan para Guru Besar mampu mendorong pengembangan pendidikan Islam yang unggul, humanis, dan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun global,” tutup Rektor.

Pengukuhan tiga Guru Besar ini menegaskan komitmen UIN SATU Tulungagung dalam memperkuat akademik dan pengembangan keilmuan Islam yang relevan dengan tantangan zaman. Melalui sinergi kebijakan nasional, kepemimpinan institusi, serta kontribusi para Guru Besar, UIN SATU Tulungagung diharapkan terus berperan aktif dalam mencetak generasi intelektual yang berintegritas, berwawasan global, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman.(*)

Skip to content