Paska Alih Status, IAIN Tulungagung Buka Lagi Tiga Jurusan Baru

Kontributor:

(Tulungagung) Seolah menjadi angin segar, paska IAIN Tulungagung mengalami metamorfosis dari STAIN, kembali IAIN Tulungagung melakukan gebrakan dalam melakukan pengembangan, yakni dengan membuka satu jurusan baru pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan dua jurusan baru di Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah (FUAD).

Saat ditemui di ruang kerjanya, Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag. menjelaskan, bahwa pembukaan tiga jurusan baru tersebut merupakan bagian dari pengembangan akademik di IAIN Tulungagung yang tentu saja harus dilakukan dengan sudah terealisasinya alih status. Selain itu dibukanya jurusan baru tersebut tak lepas juga dari pengembangan minat masyarakat untuk masuk di IAIN Tulungagung.

Disebutkan oleh Dr. Maftukhin, M.Ag., satu jurusan yang dibuka di FTIK adalah Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sedangkan dua jurusan baru yang ada di FUAD adalah jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

“Kita memandang tiga jurusan baru tersebut diminati dan juga dibutuhkan oleh masyarakat dengan adanya perkembangan keilmuan seperti saat ini”, kata Rektor IAIN Tulungagung.

Dijelaskan pula oleh Dr. Maftukhin, M.Ag., bahwa mengenai dibukanya Manajemen Pendidikan Islam di FTIK adalah cukup beralasan. Karena dari sekian jurusan yang ada di FTIK kesemuanya ditujukan untuk mencetak guru, sementara bila dibuka jurusan MPI maka IAIN Tulungagung ingin mencetak sarjana-sarjana yang ahli dalam bidang manajemen pendidikan terutama pendidikan Islam.

Sementara itu tentang dibukanya jurusan Bahasa dan Sastra Arab di FUAD, sebagaimana MPI pada FTIK, selama ini memang sudah ada jurusan Pendidikan Bahasa Arab, jadi dengan dibukanya jurusan Bahasa dan Sastra Arab harapannya IAIN Tulungagung tidak hanya bisa mencetak guru Bahasa Arab saja, melainkan juga outpun yang Ahli dalam Bahasa dan Sastranya.

“Bahasa dan Sastra Arab sangat penting, selain karena memang ini adalah salah satu bahasa internasional yang resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga karena Tulungagung dipandang sangat potensial bersinggungan dengan Timur Tengah dalam hal hubungan internasional, belum lagi bila dikaitkan dengan perkembangan keilmuan Islam kontemporer”, jelas Dr. Maftukhin, M.Ag..

Sedangkan untuk dibukanya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, karena IAIN Tulungagung memandang, bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, maka minat masyarakat pun juga meningkat terhadap ilmu komunikasi.

Masih menurut Dr. Maftukhin, M. Ag., pada prinsipnya jurusan ini sama dengan jurusan komunikasi yang ada di perguruan tinggi umum, namun dalam proses perkulihannya akan banyak juga disinggung tentang dakwah Islam, disamping meningkatkan kompetensi tentang teknologi informasi dan komunikasi. Ilmu jurnalistik tentu juga menjadi hal yang wajib ada dan kegiatan perkuliahan. Artinya di jurusan ini mahasiswa akan belajar secara lebih dalam mengenai aspek-aspek komunikasi, baik secara teori dan praktik hingga pada wilayah manajemen.

“Kita sudah punya radio kampus yang bisa menjadi laboratorium praktek, dan nantinya kita juga akan mengadakan stasiun televisi kampus dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu broadcasting, mulai prinsip-prinsip broadcasting hingga pada wilayah produksinya. Harapannya kita bisa mencetak individu yang kompeten dan siap masuk dalam dunia dakwah maupun dunia kerja di bidang informasi dan komunikasi”, terang Dr. Maftukhin, M.Ag..

Disamping dibukanya tiga jurusan tersebut, menurut Dr. Maftukhin, M.Ag., IAIN Tulungagung sebenarnya juga sudah mengajukan beberapa jurusan lain yang masih dalam proses, salah satunya adala Akuntansi Syari’ah yang pengajuannya bersamaan dengan tiga jurusan tersebut. Tapi karena masih ada kendala, maka belum bisa dibuka di tahun akademik 2015/2016.

“Karena sedikit berbeda dengan jurusan lain yang hanya butuh legalitas dari Kementerian Agama, untuk jurusan Akuntansi Syari’ah ini juga butuh legalitas dari institusi lain di luar Kementerian Agama, jadi lebih rumit, tapi kemungkinan tahun depan sudah bisa dibuka”, jelas Rektor IAIN Tulungagung optimis.

Skip to content