Peserta Program 5000 Doktor Harus Serius Selesaikan Studi

Kontributor:

Tulungagung – “Tolong anda bagi peserta program 5000 doktor untuk bisa menyelesaikan studi tepat waktu sebagaimana yang telah ditentukan”, kata M. Adib Abdushomad, Kepala Seksi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Kemenag RI dalam Kuliah Umum di Aula Gedung Pascasarjana IAIN Tulungagung Selasa Sore (23/05/2017).

Kata Adib, jangka waktu studi yang ditentukan oleh pemerintah adalah bantuan 3 tahun, dan itu harus betul-betul dilaksanakan, karena pembiayaan untuk program tersebut adalah uang negara dari APBN yang juga bagian pajak masyarakat.

“Kalian harus malu jika tidak menyelesaikan tepat pada waktunya,”, tegas Adib.

Perlu diketahui bahwa, Program Beasiswa 5000 doktor adalah Beasiswa S3 dalam negeri Kemenag ditujukan bagi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dan pegawai negeri sipil (PNS) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Beasiswa S3 tersebut diberikan selama 6 semester (3 tahun) untuk studi yang diambil di perguruan tinggi dalam negeri. Beasiswa terbuka bagi mahasiswa baru program doktor semester ganjil tahun akademik 2016 – 2017.

Adapun Beasiswa Studi Dalam Negeri Kemenag menanggung biaya pendaftaran dan ujian seleksi (diberikan bila lulus), biaya SPP, biaya hidup, biaya buku dan referensi, biaya riset, dan tunjangan domisili. Sedangkan IAIN Tulungagung mendapat kepercayaan sebagai salah satu penyelenggara program beasiswa tersebut.

Supaya bisa menyelesaikan studi tepat waktu, ada beberapa catatan penting yang diberikan oleh Adib kepada peserta Program 5000 doktor di IAIN Tulungagung. Beberapa point penting tersebut antara lain; mahasiswa harus memiliki supervisor potencial, yaitu orang yang memberikan konsultasi terkait kegiatan studi.

“Anda harus pandai dan segera menemukan, walaupun belum ditentukan pembimbing yang sebenarnya oleh kampus”, kata Adib memberikan satu tips.

Selain itu mahasiswa harus intens dalam melakukan wirid akademik atau writing dan reading dalam rangka meningkatkan kapasitas keilmuan sesuai dengan program studi masing-masing. Selain itu segera tentukan schedule and target.

Di samping dalam ranah individu, perlu juga mahasiswa memiliki semacam kelompok yang membantu menciptakan suasana akademis. “Ini penting karena dapat mendorong mahasiswa supaya lebih progressif dalam menyelesaikan studinya”, tegas Doktor jebolan Flinders University, sebuah universitas negeri yang ada di Adelaide, Australia.

Be optimistic and you can do it”, kata Adib memberikan motivasi.

Tidak kalah penting, Adib juga berpesan kepada para peserta Program 5000 doktor, bahwa Akademisi itu boleh saja salah, tapi jangan sampai berbohong. Sebab salah dalam akademik adalah sebuah proses untuk menemukan kebenaran, sedangkan kebohongan dalam akademik akan menjerumuskan banyak orang.

“Dan jangan sampai lupa, penting dalam proses tersebut kita untuk selalu do’a sebagai bentuk “trancendency ilahi Robby””, pungkas Adib mengakhiri kuliah umum kali ini. (humas)

Skip to content