Halal Bi Halal; Meneguhkan Kembali Peradaban Islam dari Kampus Dakwah dan Peradaban

Kontributor:

Dalam suasana lebaran 1438 H IAIN Tulungagung menggelar halal bi halal yang diikuti oleh keluarga besar civitas akademika beserta keluarganya. Acara yang digelar pada Selasa pagi (04/07/2017) di Aula Utama ini terlihat cukup hangat dalam suasana Idul Fitri.

Acara diawali dengan pembacaan al-Qur’an oleh Dr. Nurul kemudian dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah oleh kyai muda enerjik Dr. Muntahibbun Nafis, dalam ceramahnya beliau menyingung soal makna peradaban dalam tagline kampus IAIN Tulungagung sebagai kampus dakwah dan peradaban. Menurut beliau usaha menciptakan IAIN Tulungagung sebagai pusat peradaban merupakan suatu yang sangat luar biasa. Hal ini sebagai kontibusi IAIN Tulungagung terhadap kebangkitan dunia Islam yang banyak kalangan menganggap telah kalah dari barat.

Beliau kemudian merujuk Rasyid Ridlo terkait faktor kemunduran umat Islam yakni; pertama, stagnanisasi pemikiran Islam (jumut) yang menganggap bahwa Islam tidak mampu memberikan kesejahteraan dunia. Dalam hal ini islam perlu membuka diri terhadap ilmu modern dan mampu menyinergikan dengan sistem ajaran agama yang ada. Kedua, taqlid buta terhadap peradaban yang ada sebelumnya.

Atas pesan Ridlo ini Dr. Muntahibbun Nafis mewanti-wanti bahwa membangun peradaban itu sangatlah susah namun meruntuhnya cukup mudah  yakni dengan tiga hal; pertama, hilangkan peran ibu di rumah, kedua, hilangkan peran pendidik dan ketiga, hilangkan peran ulama. Oleh karena itu diakhir ceramahnya beliau mengatakan bahwa para dosen memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap berdiri atau runtuhnya peradaban umat Islam. Dosen hendaknya mampu memberikan uswatun hasanah tidak hanya memberikan mauidhoh hasanah kepada mahasiswa.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan rektor IAIN Tulungangung Dr. Maftukhin. Dalam sambutanya beliau menjelaskan terkait cita-cita besar menjadikan IAIN Tulungagung sebagai pusat dakwah dan perdaban Islam. IAIN Tulunggung dengan sejarah masa lalu sangat layak menjadi pusat peradaban terbukti dengan adanya banyak situs yang memiliki peradaban tinggi di wilayah sekitar kampus. Sehingga sangat wajar jika kelak kita akan menjadi pusat peradaban Indonesia bahkan dunia minimal dalam dunia pendidikan, tegas rektor.

Dalam upaya memenuhi hal tersebut beliau meminta agar sinergi antar komponen civitas academica tercipta dengan baik. Tiga hal yang beliau pesankan kepada seluruh civitas adalah pertama, segala sesuatu harus berbasis data. Kedua perbanyak riset dengan cita-cita terdapat karya dosen peneliti yang mendapat license minimal HAKI dan ketiga Melakukan transformasi pendidikan dengan tujuan IAIN Tulungagung memproduksi perdaban melalui akademik. Di akhir sambutanya beliau memprediksi bahwa kampus dakwah dan peradaban itu akan benar-benar kita rasakan hasilnya pada 10-20 tahun yang akan datang karena tangga tak ada yang dibuat dari atas.

Acara ini kemudian ditutup dengan musafahah yang diikuti oleh para hadirin dan dilanjutkan dengan ramah tamah di gedung rektorat.(humas)

Skip to content