IAIN Tulungagung Laksanakan Peringatan Hari Santri Nasional 2019

Kontributor:

Tulungagung – Selasa pagi (22/10/2019) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menggelar upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2019. Kegiatan tersebut dilaksanakan bertempat di Lapangan Utama IAIN Tulungagung dan dihadiri oleh segenap pejabat, karyawan, guru madin dan mahasiswa di lingkungan IAIN Tulungagung.

Bertugas sebagai pembaca resolusi Jihad adalah Wakil Rektor I, Abd. Aziz, Pembaca Ikrar Santri adalah Muhammad Rizki Dima Syah Putra. Sementara sebagai pembina upacara adalah Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin. Sedangkan Do’a dipimpin oleh Mudzir Ma’had Al Jamiah IAIN Tulungagung, Teguh.

Rektor IAIN Tulungagung dalam amanatnya sebagai pembina upacara menyampaikan, bahwa tanggal 22 Oktober merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Karena pada tanggal 22 Oktober 1945 dikeluarkan Resolusi Jihad NU yang menyerukan perlawanan terhadap tentara sekutu yang diboncengi Belanda yang hendak menyerang Surabaya guna ingin kembali menguasai Indonesia. Padahal Indonesia sudah menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

“Dari resolusi jihad itulah kemudian ada pertempuran 10 November 1945 di mana banyak para santri dari pondok pesantren yang ikut dalam pertempuran yang kini diperingati sebagai hari Pahlawan,” kata Rektor.

Para santri tersebut berperang dengan senjata seadanya yakni bambu runcing yang diijazahi oleh para kyai. Rektor juga menceritakan bahwa dari cerita-cerita para orang tua secara turun-temurun, bahwa para kyai dari pondok pesantren pun juga ikut bertempur dengan mengandalkan kesaktiannya yang bisa menghancurkan tank dan pesawat tempur pasukan sekutu. Cerita-cerita tersebut ada benarnya meskipun tidak tertulis dalam buku sejarah.

“Maka dari itulah, tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional untuk memperingati keluarnya resolusi jihad oleh para ulama dan perjuangan para santri pada perang mempertahankan kemerdekaan,” kata Rektor.

Lebih lanjut Rektor juga mengatakan, bahwa saat ini perjuangan kita sebagai generasi bangsa berbeda dengan para santri dan pahlawan pada masa perang. Untuk menghargai jasa para pejuang tersebut kita juga harus berjuang untuk kebesaran bangsa ini. Namun kini kita tidak perlu memanggul senjata, karena penjajahan di zaman ini tidak lagi memakai senjata, melainkan dalam bentuk neo-kolonialisme berupa penjajahan secara ekonomi, sosial dan budaya.

“Siap tidak siap kita harus menghadapinya. Caranya kita harus belajar serius, tanpa lelah dan terus memberikan karya terbaik kita untuk kemajuan bangsa sehingga tidak dijajah bangsa lain,” kata Rektor sebelum mengakhiri amanatnya.

Setelah amanat dari pembina upacara, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathan dan Lagu Hari Santri yang diiringi oleh paduan suara IAIN Voice dan setelah itu acara ditutup dengan do’a. Tampil juga Marching Band Derap Suara Sangkakala IAIN Tulungagung yang juga mengiringi jalannya upacara.

Sebelum peserta upacara dibubarkan, dilakukan penyerahan apresiasi oleh Rektor, Maftukhin; Wakil Rektor 1, Abd. Aziz, dan Kabiro AUAK, Samsi kepada para pemenang lomba dan tanding Pekan Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa IAIN Tulungagung yang dilangsungkan pada tanggal 16 sampai dengan 21 Oktober 2019.(humas/sin)

Skip to content