KH Marzuki Mustamar: Seluruh PTKIN se-Indonesia Wajib Menyelenggarakan Madrasah Diniyah

Kontributor:

Tulungagung – Madrasah Diniyah dinilai penting untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu berislam dan berbudaya. Pelaksanaan Program Madin di IAIN Tulungagung dapat menjadi model pelaksanaan yang dapat diimplementasikan secara nasional.


Apresiasi tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang, KH Marzuki Mustamar, pada gelaran Haflah Akhirus Sanah Kubro Program Madrasah Diniyah (Madin) tahun 2019/2020 Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri Tulungagung pada Rabu (23/12/2020).

 

Diceritakan oleh KH Marzuki Mustamar di awal ceramahnya bahwa dulu input mahasiswa IAIN masih dari pondok. Jadi hampir bisa dipastikan semua bisa mengaji sehingga belum perlu ada BTQ dan Madin. Sekarang setelah IAIN apalagi UIN membuka jurusan umum, dan input mahasiswa dari berbagai sekolah umum, maka perlu ada BTQ dan Madin.

 

Lebih lanjut KH Marzuki Mustamar mengatakan, bahwa masyarakat umum tak memandang asal jurusan mahasiswa. Apapun jurusannya mulai Bahasa Inggris, Matematika, TI, Psikologi atau sejenisnya mereka tetap memandang alumni IAIN pasti bisa mengaji, bisa khutbah dan bisa nalqin.

 

“Namanya alumni IAIN nggih kengken khutbah, kengken talqin lan sak tunggalane (Namanya alumni IAIN ya disuruh khutbah, disuruh talqin dan semacamnya),” kata Kyai Marzuki dalam Bahasa Jawa.

 

Masyarakat tidak mau tahu misalkan ada seorang alumni IAIN berdalih alumni dari jurusan umum bukan jurusan agama. Prinsipnya masyarakat beranggapan bahwa alumni IAIN itu tahu dan bisa semua hal tentang agama Islam.

 

“Oleh karena itu husnudzon-nya masyarakat itu harus dibuktikan. Salah satu caranya adalah dengan harus adanya Madin,” kata Kyai Marzuki Mustamar tegas.

 

Setidaknya, kata KH Marzuki Mustamar, dengan adanya madin para alumni IAIN bisa membaca Al-Qur’an dengan baik secara bacaan, makhorijul huruf atau setidaknya ketika menjadi imam sholat, maka sholatnya menjadi sah dari segi bacaannya tersebut.

 

Selain berbicara tentang pentingnya Madin di IAIN, KH Marzuki Mustamar juga berbicara tentang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) baik itu UIN, IAIN dan STAIN. Sebagai perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Agama, PTKIN harus berfaham Wasathiyah (moderat). Yakni perguruan tinggi yang mengajarkan keislaman dan kenusantaraan.

 

“Ya berislam ya berbudaya,” kata Kyai Marzuki.

 

Hal tersebut karena diharapkan alumni PTKIN bisa ikut aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini dengan cara menyebarkan Islam yang Wasathiyah, bukan yang selalu menebar kebencian dan permusuhan yang dapat memicu perpecahan bangsa ini.

 

Dalam ceramah tersebut, KH Marzuki Mustamar juga berharap, dengan dilantiknya Menteri Agama yang baru, H. Yaqut Cholil Qoumas pada hari ini (23/12/2020), Kementerian Agama bisa membuat gebrakan untuk mewajibkan seluruh PTKIN se-Indonesia menyelenggarakan madrasah diniyah.

 

Sebelum mengakhiri ceramahnya, KH Marzuki Mustamar juga menyampaikan harapannya supaya IAIN Tulungagung bisa menjadi terdepan sebagai pelopor dalam Ta'limul Qur'an.(dim/sin)

Skip to content