IAIN Tulungagung untuk Kali Pertama Kukuhkan Guru Besar Perempuan

Kontributor:

Tulungagung – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung kembali mengukuhkan satu guru besar pada Rabu (24/02/2021). Dia adalah Binti Maunah yang merupakan perempuan pertama yang dikukuhkan sebagai guru besar di IAIN Tulungagung. Perempuan kelahiran Blitar ini dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Sosiologi Pendidikan. 
acara pengukuhan dilaksanakan di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem tersebut dihadiri oleh Forpimda atau yang mewakili, beberapa pejabat publik serta beberapa tamu undangan yang dibatasi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Acara pengukuhan diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pemutaran film pendek berjudul “Dari Ladang Meraih Bintang” yang menceritakan kisah hidup Binti Maunah mulai dari masa kecil, pendidikan yang ditempuh, kehidupan keluarga, hingga dapat meraih gelar Guru Besar saat ini. Seusai pemutaran film dokumenter tersebut, acara dilanjutkan dengan pidato pengukuhan.
Dalam pidatonya pengukuhannya, Binti Maunah menyampaikan tema “Mobilitas Sosial Ulama Perempuan di Indonesia Kontemporer”. Dalam pidato tersebut Binti Maunah mengemukakan perihal adanya ketimpangan antara ulama laki-laki dan perempuan dalam lintasan sejarah dunia Islam. Mengutip Helmi Ali Yafie dalam bukunya Prolog: Nasip (Ulama) Perempuan, Binti mengemukakan bahwa Ulama perempuan terpinggirkan. Sebab yang pasti belum jelas, tetapi menurutnya sistem patriarkhis sebagai penyebab paling dominan.
Padahal, masih menurut Binti Maunah, sebagaimana pemimpin agama pada umumnya, ulama perempuan juga mempunyai peran yang sama, antara lain: mendidik, mengayomi, dan mengadvokasi pihak-pihak yang didzalimi. Menurutnya keberadaan dan keteladanan ulama perempuan di Indonesia, baik yang sudah wafat maupun yang masih berjuang, layak diperhitungkan oleh kaum muslim Indonesia.
Melihat peran ulama perempuan tersebut, Binti beranggapan bahwa sekarang ini dibutuhkan upaya konkrit untuk memfasilitasi ulama perempuan. Tidak hanya karena peran yang telah nampak, melainkan pada kenyataannya selama ini ternyata problematika keperempuanan seperti haidh, nifas, iddah dan sebagainya tidak diputuskan oleh ulama perempuan, melainkan justru diputuskan oleh ulama laki-laki.
“Di sinilah pentingnya ulama perempuan makin aktif memasuki wacana keagamaan untuk memberikan keseimbangan terhadap peran keulamaan laki-laki yang selama ini telah mendominasi wacana itu”, kata Binti Maunah yang saat ini juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung ini.
Pidato pengukuhan tersebut selengkapnya bisa anda simak di Channel Yotube Satu Televisi IAIN Tulungagung.
Seusai pidato pengukuhan, acara dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan di mana Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin menyandangkan samir kepada Guru Besar yang dikukuhkan, Binti Maunah.
Sementara itu, seusai prosesi dalam sambutannya, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin menyampaikan apresiasinya kepada Binti Maunah sebagai perempuan yang pertama kali dikukuhkan sebagai guru besar di IAIN Tulungagung. Rektor berharap dengan bertambahnya satu guru besar, apalagi seorang perempuan bisa memberikan nilai tambah bagi IAIN Tulungagung khususnya dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
“Kajian-kajian dan pengembangan para guru besar ini menjadi salah satu kontribusi pemikiran yang signifikan terhadap pengembangan dan cita-cita bersama bangsa Indonesia di tahun 2045, atau yang disebut sebagai Indonesia emas”. kata Rektor.
Seusai sambutan Rektor acara ditutup dan dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat oleh para hadirin kepada Binti Maunah sebagai guru besar yang dikukuhkan.(humas/sin)
Skip to content