IAIN Tulungagung Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Bimbingan Penyuluhan

Kontributor:

Tulungagung – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung kembali mengukuhkan satu lagi guru besar, yakni Guru Besar bidang ilmu Bimbingan Penyuluhan, Elfi Muawanah. Pengukuhan dilaksanakan di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem IAIN Tulungagung dengan undangan terbatas dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada Rabu pagi (17/03/2021).
Acara pengukuhan diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pemutaran film pendek berjudul “Langkah Panjang dari Bajang” yang menceritakan kisah hidup Elfi Muawanah mulai dari masa kecil, pendidikan yang ditempuh, kehidupan keluarga, hingga dapat meraih gelar Guru Besar saat ini. Seusai pemutaran film dokumenter tersebut, acara dilanjutkan dengan pidato pengukuhan.

Dalam pidato pengukuhannya, Elfi Muawanah menyampaikan pidato yang berjudul “Bimbingan Konseling Spiritual Transendental (BKST) untuk Pencapaian Pitch Promosi Karir”.
Dalam pidato tersebut, Elfi bercerita tentang penelitiannya terhadap twin single subject atau dua orang yang memerlukan helping relationship. Yakni adanya hubungan saling memberikan bantuan yang  arahnya adalah tercapainya kemandirian orang yang memerlukan bantuan tersebut. Alatnya adalah media wicara, atau ngomong-ngomong, ngobrol, diskusi, saling mendoakan, saling membantu mengambil keputusan yang mana itu nantinya sampai kepada maunya apa dengan obrolan dan pertemuan tersebut.
“Jadi bimbingan dan konseling itu adalah ilmu yang isinya hubungan wicara saling membantu dari satu orang ke satu orang lain yang ada tujuan tertentu”, kata Elfi.
Dikatakan oleh Elfi, selama ini bimbingan dan konseling itu hanya untuk orang yang bermasalah, misalnya mereka yang sering absen, mereka yang mbolosan. Menurutnya seharusnya tidak demikian, melainkan bimbingan dan konseling bisa membantu orang untuk mencapai pitch karir dalam hidupnya. Pitch karir menurut Elfi adalah ketika seseorang sudah bekerja maka akan memiliki target, sebelum masuk tentu sudah memiliki tujuan dalam meraih puncak karir.
“Dan karena ini ada dua twin single subject design yang memang ingin mencapai pitch karir dalam kehidupannya, maka kemudian BKST, Bimbingan Konseling Spiritual Transendental siap mendampingi, memberikan fasilitas terhadap twin single subject design”, kata Elfi.
Dengan ramuan BKST tersebut, Elfi menyampaikan bahwa keduanya berhasil mencapai puncak karirnya. Tentu semua dengan persiapan dan persyaratan yang telah dipenuhi untuk mau mencapai puncak karir tersebut.
Logikanya bagaimana BKST efektif? Dijelaskan bahwa BKST menerapkan konseling dengan pendekatan spiritual dalam hal ini sesuai dengan agama Islam. Antara lain dengan tetap menjaga wudhu ketika melakukan konseling, menggunakan wirid, bahkan konsultasi dengan para tokoh agama yang mana dalam hal ini adalah kyai. Inilah yang disebut dengan Spiritual Transendental.
Pidato pengukuhan guru besar ini dapat anda simak di Channel Youtube Televisi Kampus IAIN Tulungagung, SATU Televisi.
Seusai pidato pengukuhan, acara dilanjutkan pembacaan kata pengukuhan oleh Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin. Dilanjutkan dengan penyerahan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pengangkatan guru besar dan prosesi pemakaian samir oleh Rektor kepada guru besar yang dikukuhkan.
Seusai prosesi, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin menyampaikan sambutannya. Dalam sambutan tersebut Rektor menyampaikan rasa syukurnya karena telah bertambah satu lagi guru besar di IAIN Tulungagung. Dia berharap ini akan memberikan nilai tambah bagi IAIN Tulungagung untuk berkontribusi dalam menambah kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan mars IAIN Tulungagung, menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera.
Rektor juga menyampaikan bahwa di Indonesia ini orang berkarir, berprofesi mengalami pergeseran dibandingkan sepuluh tahun yang lalu. Terutama profesi pada aspek digital. Di sini salah satunya akan muncul orang kehilangan karakter, sebagai pribadi, sebagai sebuah komunitas atau masyarakat, bahkan bisa jadi nantinya karakter sebagai sebuah bangsa.
“Ini menjadi sangat penting bagi para akademisi, terutama dalam sektor pemberian dasar spiritual, atau mental dan bimbingan yang cukup”, kata Rektor.
Rektor mencontohkan dulu anak-anak bermain di kebun, di kali dan semacamnya, namun sekarang mereka bermain di kamar yakni dengan gadget. Cukup di dalam kamar dan menggunakan satu alat yang itu disebut media sosial. Karena itulah sekarang media sosial disebut sebagai media asosial.
“Ini analisisnya Profesor Mudjia yang ahli Gadamer, luar biasa”, kata Rektor menyebut analisis mantan Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Mudjia Raharjo yang juga hadir dalam acara pengukuhan ini.
Jadi, masih menurut Rektor IAIN Tulungagung, media sosial yang seharusnya menjadi persambungan atau konektifitas antar manusia kemudian menjadi asosial, seorang anak menjadi menyendiri. Ini banyak kasus ketika kemudian mereka setelah keluar kamar tiba-tiba menjadi radikal. Tiba-tiba dia keluar menjadi marah, bisa mengolok-olok presiden, bisa mengolok-olok bupati dan lainnya.
“Maka dalam kontek inilah ilmunya Bu Elfi baru kelihatan bagaimana orang membimbing”, kata Rektor.
Seusai sambutan Rektor acara ditutup dan dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat oleh para hadirin kepada Elfi Muawanah sebagai guru besar yang dikukuhkan.(humas/sin)
Skip to content