Hari Ketiga IPPBMM, Kontingen UIN SATU Penuhi Target Medali Emas IPPBMM VIII

Kontributor:

Yogyakarta – Sampai hari ketiga pada Rabu (24/06/2021) pelaksanaan IPPBMM VIII di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kontingen UIN Sayyid Ali Rahmatulllah Tulungagung atau UIN SATU kembali menambah pundi-pundi medalinya. Yang pertama adalah dari cabang catur di mana pecatur UIN SATU, Muhammad Iqbal Maulana yang berhasil meraih medali emas di nomor Catur Klasik. Ini sekaligus meneguhkan dominasinya di cabang olahraga otak tersebut.
 
Meski hanya unggul setengah poin saja dari peringkat dibawahnya, sudah cukup bagi mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah asal Gresik itu untuk disebut sebagai langganan medali baik di event IPPBMM maupun PIONIR.

 
Tak mau kalah dari kelompok putra, meski tidak seberuntung kelompok putra, Desti Wiratala yang terjun di kelompok putri berhasil menyumbang medali Perak di nomor Catur Cepat Putri.
 
"Saya agak lengah di babak ketiga sehingga kalah. Andaikan menang pasti medali emas akan menyempurnakan bakti terakhir saya bagi kampus tercinta ini." ungkap Desti yang asli Tulungagung ini dengan mata berkac-kaca.
 
Meskipun meraih emas, namun ini sangat berkesan bagi Desti karena merupakan untuk terakhir kalinya membela kampus yang berada di Plosokandang ini. Sehingga dapat dimengerti apabila event ini begitu emosional bagi dia. Bersama Muhammad Iqbal Maulana dan Emas Fajar Fatikh mereka selalu menjadi andalan untuk mengharumkan nama bagi kontingen yang dulu masih berstatus IAIN ini.
 
"Inilah generasi Emas Catur UIN Satu Tulungagung. Kita layak memberikan apresiasi bagi mereka yang telah mengangkat nama UIN Satu Tulungagung di tingkat Nasional." kata salah seorang official.
 
Sementara itu, ternyata ada idola baru muncul di nomor Catur Klasik. Dia adalah Alfa Zakiya, atlit asal Mojokerto yang berhasil meraih medali Perak di nomor andalannya. Meskipun belum maksimal, ini  tentu menggembirakan disaat Desti Wiratala, pecatur putri andalan sebelumnya telah menuntaskan tugasnya. Kemunculan Alfa, sapaan akrabnya, sebetulnya sudah terjadi di PIONIR IX Malang. Namun saat itu mahasiswa jurusan Akuntansi Syariah ini belum mampu berbicara banyak. Semoga di event-event yang akan datang dia mampu meneruskan tradisi emas cabang olahraga Catur.
 
Di cabang olahraga Tenis Meja, Tunggal Putra andalan UIN Satu Tulungagung, Hendrawan Ardianto, berhasil mempersembahkan medali Perak. Di final, petenis yang berada di naungan Klub Binota Tulungagung ini kalah dari andalan UIN Walisongo Semarang dengan skor ketat 3-2. Partai final ini merupakan ulangan final PIONIR IX Malang yang juga di menangkan oleh andalan Semarang itu.
 
"Hendrawan belum bisa lepas dari bayang-bayang kekalahan di PIONIR. Padahal secara teknis, dia punya kemampuan untuk mengalahkan Ramdani, Namun dia kalah mental. Ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi dia.  Masih ada kesempatan bagi dia untuk membalas kekalahan di event Pesona tahun depan." ungkap Chafid, sang official.
 
Dari cabang olahraga Tenis Meja tersebut sebenarnya kesempatan meraih medali Perunggu diperoleh melalui nomor Tunggal Putri. Andalan UIN Satu Tulungagung, Shahira Yuni Hafiza ditantang andalan IAIN Kediri. Namun perjuangan Shahira belum berhasil. Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah itu kalah 3-1 dan hanya menduduki peringkat keempat.
 
Kejutan terjadi di lomba metode daring. Tim Hadroh UIN Satu, berhasil menyumbang medali Emas bagi kontingenm UIN Satu Tulungagung. Anggota tim Hadroh yang semuanya merupakan anggota KM IVO berhasil mengumpulkan nilai tertinggi 96,75 mengungguli tim tuan rumah UIN Sunan Kalijaga yang berada di peringkat kedua dengan nilai 95,25 dan IAIN Kediri di peringkat ketiga dengan nilai 95,25.
 
Tidak mau ketinggalan dengan yang lainnya, Muhammad Ilham Try Saputra juga berhasil meraih medali Perunggu di cabang lomba Inovasi Media Pembelajaran. Mahasiswa Jurusan TMT ini mengusung tema “Cara Mudah Menentukan Bentuk Aljabar". Peringkat pertama diduduki UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedangkan peringkat kedua IAIN Kudus.
 
Dengan perolehan medali tersebut sampai hari ketiga, kontingen UIN Tulungagung berhasil meraih 4 emas, 4 perak, 1 perunggu & berada di peringkat 4 daftar perolehan medali sementara. Hal ini memenuhi target emas sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama beberapa waktu lalu.
 
Adapun di atas UIN SATU ada tuan rumah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kokoh diperingkat pertama dengan 10 emas, 7 perak &  3 perunggu. UIN Sunan Ampel Surabaya menyusul di peringkat kedua dengan 5 emas, 2 perak dan 1 perunggu. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada di peringkat tiga dengan 4 emas, 4 perak dan 3 perunggu.(fauzi)
Skip to content