FDKI IAIN Kudus Studi Banding di FUAD UIN SATU Tulungagung

Kontributor:

Tulungagung – Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) kedatangan tamu tim studi banding dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus) pada Selasa (15/03/2022).
Tim studi banding dari IAIN Kudus tersebut dikomandani langsung oleh Dekan FDKI IAIN Kudus, Dr. Masturin, M.Ag.. Kedatangan tim yang berjumlah 11 orang tersebut disambut dengan hangat oleh Dekan FUAD UIN SATU Tulungagung, Dr. H. A. Rizqon Khamami, Lc., M.A. dengan didampingi oleh jajaran pimpinan fakultas sekira pukul 09.05 WIB di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat.

Pada acara studi banding ini, Dekan FDKI IAIN Kudus, Masturin dalam sambutannya menyampaikan perkenalan tim studi banding satu persatu kepada para hadirin, hal tersebut bertujuan agar nantinya  hubungan dua lembaga menjadi lebih sinergis dan akrab, khususnya dalam membangun kinerja  antara kaprodi dengan koorprodi pada masing-masing lembaga. 
“Tujuan kami ke Kampus Dakwah dan Peradaban ini salah satunya adalah memperlajari program kerja, kemajuan-kemajuan dan pencapaian prestasi yang telah diraih oleh FUAD UIN SATU Tulungagung, baik di tingkat nasional maupun internasional yang telah diraih dengan pencapaian yang sangat pesat,” kata Masturin.
Adapun tujuan lainnya, masih menurut Masturin, adalah untuk ngangsu kaweruh tentang pengembangan keprodian khususnya pada 5 prodi yang dimiliki oleh FDKI IAIN Kudus yakni: BKI, KPI, PMI, MD dan PPI. Selain itu kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk akselerasi pengembangan IAIN Kudus di mana semanjak bulan April 2018 telah bertansformasi dari STAIN Kudus menjadi IAIN Kudus.
Sementara itu, selaku tuan rumah, Dekan FUAD UIN SATU Tulungaung, Rizqon Khamami dalam sambutannya menjelaskan bahwa prestasi UIN SATU Tulungagung tidak lepas dari adanya program unggulan yaitu integrasi ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang ditempuh dengan mendirikan Ma’had Al-Jami'ah yang diselaraskan dengan Program Madin (Madrasah Diniyah).
“Hingga saat ini,  sebanyak 5000 lebih mahasiswa pada tahun pertama dididik pada program Madin dengan pilihan program yang beragam, yakni: program tahfidz, program BTQ, program tilawah, dan program kitab kuning. Hal tersebut menjadi pilot porject pada tingkat nasional,” ungkap Rizqon. (fuad/ois-budi-hidayat)
Skip to content