Mahasiswa TBIO Raih Medali Emas dalam Kompetisi Internasional IWSC 2022 di UIN Walisongo Semarang

Kontributor:

Tulungagung – Muhammad Yazid Bastomi, mahasiswa program studi Tadris Biologi semester 6 berhasil memperoleh medali emas dalam ajang International Walisongo Science Competition (IWSC) pada kategori kompetisi di bidang Biologi. Kompetisi sains internasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (UIN Walisongo Semarang) yang diselenggarakan secara online. 
Sebagai informasi IWSC adalah Kompetisi Internasional bidang sains yang melombakan empat kategori, yakni Kategori Matematika, Kategori Fisika, Kategori Kimia, Kategori Biologi.
Yazid memperoleh informasi tentang kompetisi tersebut dari salah satu dosen di Program Studi Tadris Biologi, Eni Setyowati yang di-share melalui group Whatsapp kepas. Tertarik untuk mengikuti, alumni Pondok Pesantren Roudlotul Jannah, Sentul Blitar ini kemudian menyiapkan segala sesuatunya mulai dari berkas persyaratan hingga materi lomba. 

Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan kompetisi ini. Diceritakan oleh Yazid bahwa pada sebelum dimulai babak pertama, terlebih dahulu panitia melakukan seleksi administrasi. Dari seleksi tersebut yang lolos ada sekitar 150 dari seluruh cabang lomba. Dari hasil seleksi tersebut Cabang Biologi meloloskan 41 peserta yang berasal dari dari berbagai negara yang antara lain Indonesia, Thailand, Azerbaijan, Rwanda, Philipina dan Pakistan. Ada nama-nama kampus seperti ASOUI, Ecole Secondaire Nyamirama University, NORSU, Abdus Salam school of Mathematical Sciences, Prince of Songkla University dan lain-lain.
Adapun kampus-kampus dari Indonesia muncul nama-nama ITB, UNAIR, UB, UGM, UNESA dan  PTKIN UIN Walisongo, UIN Maliki, UIN Jakarta dan masih banyak lagi perguruan tinggi lainnya.
Setelah seleksi administrasi kemudian dilanjutkan lomba tahap pertama yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2022 dengan sistem Computer-Based Test System. Pada tahap pertama ini Yazid lolos ke babak final. Selanjutnya pada babak final yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2022 secara daring dengan membuat project sains yang diupload via youtube. Pada babak final ini alhamdulillah Muhammad Yazid Bastomi mampu menyabet peringat ketiga atau medali emas.
Ditanya perihal kendala apa yang harus dihadapinya dalam  mengikuti lomba, Yazid mengaku ada masalah soal fasilitas, yakni karena tidak punya laptop dan kurang stabilnya jaringan internet yang dimilikinya.
“Untuk laptop terpaksa saya pinjam teman,” kata putra pasangan Aspar Mukholiq dan Khoirun Ni’mah dari Kelurahan Ngadirejo, Kepanjen, Kota Blitar ini.
Tak lupa Yazid berpesan kepada teman-temannya untuk tidak takut gagal, karena kegagalan yang sebenarnya adalah saat kita sudah tidak mau untuk mencoba. Keberhasilan hanya untuk mereka yang punya niat disertai ikhtiar dan tawakkal.
“Ayo kawanku semua, mari kita sama-sama melangkah untuk masa depan yang lebih baik dan gemilang,” kata laki-laki yang kini sudah mulai beraktivitas mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Karangsari Kota Blitar ini.
Sementara itu, di kesempatan yang lain, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN SATU Tulungagung, Dr. Muniri, M.Pd. kepada redaksi mengatakan, bahwa pihaknya sangat mengapresiasi positif atas raihan mahasiswanya dalam even IWSC tersebut. Menurutnya potensi-potensi seperti Yazid perlu lebih dibina dan dibantu perkembangannya.
"Saya mewakili pimpinan dan jajaran pengelola fakultas sangat apresiatif atas prestasi tersebut.(humas/sin)
Skip to content