UIN SATU Tulungagung Kukuhkan Asrop Safi’i Sebagai Guru Besar Manajemen Pendidikan Islam

Kontributor:

Tulungagung—Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung kembali mengadakan upacara pengukuhan guru besar. Pada kesempatan ini, Prof. Dr. H. Asrop Safi’I, M.Ag. resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam pada Rabu (05/06/2024) di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem.

Pengukuhan dilakukan oleh Rektor UIN SATU Tulungagung, Abd. Aziz, dan dihadiri oleh sejumlah tamu penting, termasuk Rektor, wakil Rektor, sekretaris senat, serta para pejabat lainnya.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UIN SATU Tulungagung, dilanjutkan dengan pembukaan oleh pimpinan sidang UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Mujamil, M.Ag. Setelah itu, ayat-ayat suci Al-Qur’an dibacakan oleh Muhammad Alfan Ainun Najib, mahasiswa UIN SATU, dan diikuti dengan doa yang dipimpin oleh KH Muhson Hamdani.

Usai pembacaan do’a, acara dilanjutkan dengan pembacaan SK Guru Besar oleh Sekretaris Senat UIN SATU Tulungagung, prof. Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag., dan pemutaran film dokumenter berjudul “Anak Pesisir Mencapai Puncak Karier” yang mengisahkan perjalanan hidup Asrop Safi’i hingga mencapai posisi sebagai guru besar.

Setelah pemutaran film dokumenter, Asrop Safi’i, yang akan dikukuhkan sebagai guru besar, diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato pengukuhannya. Dalam pidato tersebut, beliau mengangkat tema “Kepemimpinan Transformatif: Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam di Era 5.0”.

Asrop Safi’i menjelaskan latar belakang pemilihan tema pidatonya, dengan menyebutkan, “Tema ini didasari oleh amanat UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, sehingga negara wajib memberikan pendidikan yang layak kepada seluruh warganya,” jelasnya.

Dia memaparkan bahwa negara berhak untuk memberikan pendidikan kepada seluruh warganya tanpa terkecuali, seperti yang telah disebutkan pula dalam UUD 20 tahun 2023 tentang sistem pendidikan nasional pasal 4 ayat 1.

Asrop Safi’i menekankan bahwa lembaga pendidikan di masa transisi 4.0 menuju 5.0 saat ini sedang bersaing untuk menarik perhatian pasar.

“Lembaga pendidikan dipaksa untuk bersaing dengan lembaga lain untuk menarik perhatian pasar. Di samping masa transisi 4.0 dan masyarakat 5.0. kemudian, kondisi saat ini yang diperlukan adalah penyadaran individu dengan menjadikan agama sebagai kekuatan moral, intelektual, dan inspirasional,” tegasnya.

Sementara itu, Asrop Safi’i menawarkan lima Kepemimpinan Transformatif sebagai daya saing lembaga pendidikan islam di era 5.0. yakni pemenuhan sarana prasarana, adaptasi perubahan dan perkembangan zaman, komunikasi untuk membangun komitmen, kemampuan mengarahkan dan bekerjasama, pemimpin harus hadir ketika dibutuhkan.

“Terakhir bapak-ibu sekalian sebagai tawaran saya terkait dengan pengembangan pendidikan Islam di tengah era 5.0 bahwa seorang kepala madrasah harus mampu melakukan pemenuhan sarana dan prasarana pendukung lembaga pendidikan untuk mempermudah dan mempercepat proses kerja, adaptasi perubahan dan perkembangan zaman, komunikasi untuk membangun komitmen, kemampuan mengarahkan dan bekerjasama, pemimpin harus hadir ketika dibutuhkan,” kata Asrop Safi’i.

Asrop Safi’i memberikan contoh daya saing yang ada di UIN SATU dalam tema yang diusungnya. Yaitu madrasah diniah, kebebasan ukt bagi yatim/piatu (yatim piatu), serta kebebasan ukt bagi Tahfidz Al-Qur’an.

“Daya saing yang dilakukan UIN Tulungagung ini perlu ditiru, apa daya saingnya di sana? ada Madin yang diwajibkan seluruh semester 1 dan 2, pembebasan biaya pendidikan bagi mahasiswa yatim/piatu atau yatim piatu, membebaskan biaya pendidikan bagi tahfidz Al-Qur’an, silahkan ditiru bapak-ibu sekalian. Tapi yakinlah ketika panjenengan tiru, UIN Tulungagung sudah punya daya saing lain lagi,” Tuturnya.

Dibagian lain Asrop Safi’i menyebut bahwa lingkungan pendidikan saat ini didominasi oleh gen-Z yang membuat para pimpinan di institusi pendidikan harus bisa menyesuaikan kepentingan-kepentingan yang diharapkan oleh gen-Z.

“Salah satu kebutuhannya adalah Bimbingan spiritual untuk mengatasi ketidakpastian dan menemukan nilai-nilai yang mendasar dalam kehidupan mereka,” ungkap Asrop Safi’i.

Setelah pidato pengukuhan usai, acara dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan oleh Rektor UIN SATU Tulungagung, Abd. Aziz yang ditandai dengan pengalungan shamir, penyerahan SK Guru Besar kepada Guru Besar yang dikukuhkan, serta dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Dilanjutkan dengan pengarahan oleh Rektor.

Acara pengukuhan ditutup dengan foto bersama seluruh anggota senat dan pemberian ucapat selamat oleh seluruh hadirin.

Rapat Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar dalam bidang ilmu Ushul Fiqih ini selengkapnya bisa disaksikan di Youtube SATU Televisi.

Editor: Ulil Abshor
Photographer: Muhlasin
Skip to content