Diskusikan Ekonomi Islam Mahasiswa PTKIN ke IIUM Malaysia

Kontributor:

Kuala Lumpur – Rihlah Ilmiah dalam format Student Mobility Program (SMP) bagi Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berkesempatan berdiskusi tentang ekonomi Islam dengan civitas akademika International Islamic University of Malaysia (IIUM).

Deputi Rektor IIUM Assoc. Prof. Zulkifli Hasan mengapresiasi dan berterima kasih kepada delegasi Kementerian Agama RI yang telah memilih IIUM sebagai tujuan program Student Mobility Program.

Zulkifli menegaskan Indonesia berpotensi menjadi pelaku sekaligus pasar ekonomi Islam (economis finance), karena sumber daya manusianya yang melimpah dan jumlah penduduk muslim yang besar.

Di hadapan 68 mahasiswa PTKIN, Zulkifli menjelaskan IIUM didirikan pada tahun 1983 oleh Pemerintah Malaysia yang didukung oleh Organisation of Islamic Conference (OIC) dan beberapa negara muslim.

Saat ini IIUM memiliki 4 kampus: Kampus Gombak, Kampus Kuantan, Kampus Kuala Lumpur di dua lokasi yaitu The International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) di Persiaran Duta, dan IIUM Institute for Islamic Banking and Finance di Damansara Heights, Kuala Lumpur.

Dekan IIUM Institute of Islamic Banking and Finance (IIiBF), Assoc. Prof. Dr. Salina Hj. Kassim, menjelaskan bahwa Malaysia adalah salah satu negara yang telah sukses mengembangkan ekonomi syariah. "Pembukaan iBF di IIUM dalam rangka merespon perkembangan ekonomi syariah di Malaysia karenanya di buka studi ekonomi syariah S1, S2, dan S3"

Ketua Program S3 Assoc. Prof. Dr. Nur Farhah Mahadi menerangkan syarat untuk kuliah program S3 Islamic Finance di IIiBF antara lain: Nilai TOEFL minimal 550 untuk Paper Based, 213 Computer Based, dan 79 Internet Based atau skor IELTS minimum overall 6.0.

Wakil Rektor III IAIN Tulungagung, Abad Badruzzaman yang mendampingi DEMA dan SEMA IAIN Tulungagung mengatakan bahwa sejak dia mendengar bahwa Diktis berencana mengadakan Student Mobility Program (SMP) untuk para aktivis Ormawa, dia cukup antusias menyambutnya. Program seperti ini memiliki setidaknya dua fungsi yang berjalan secara simultan dan saling menguatkan. 

Pertama, SMP dapat menjadi reward bagi para aktivis kampus yang telah mendedikasikan dirinya untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di sela-sela kegiatan rutin-wajib mereka, yakni mengikuti perkuliahan.

"Dengan kata lain, SMP dapat menjadi pemantik bagi mereka untuk lebih berdedikasi lagi dalam memajukan dan mengembangkan organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampusnya." kata Abad.

Sedangkan fungsi kedua menurut Abad, SMP dapat membuka wawasan mereka tentang banyak hal, antara lain: pengelolaan lembaga pendidikan tinggi di luar negeri. Lebih dari itu, SMP juga sangat diharapkan menjadi salah-satu ajang "rihlah ilmiah" yang dapat menggugah semangat mereka untuk studi lanjut, baik jenjang S2 maupun S3, di luar negeri.

Kegiatan SMP di inisiasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama bersama Wakil Rektor/Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia, tanggal 24-30 November 2019.

Rombongan dipimpin oleh Ida Umami WR 3 IAIN Metro dan Waryono Ketua Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia. Turut serta Ruchman Basori Kasubdit Sarpras dan Kmahasiswaan dan Amiruddin Kuba Kasi Kemahasiswaan.(rb)

Skip to content