Jelang Pilkada 2024, KPU Jatim dan UIN SATU Gelar KPU Jawa Timur Goes to Campus

Kontributor:

IMG 3832 scaled

Tulungagung—Menyambut pesta demokrasi daerah serentak yakni Pilkada Serentak Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menggelar kegiatan KPU Goes To Campus pada Selasa (05/11/2024). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih pemula dan memberikan edukasi tentang pentingnya pemilihan kepala daerah. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung Prajna Paramita lantai 5.

Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Abd. Aziz dalam sambutannya sebelum acara menyampaikan bahwa kegiatan Pemilukada yang akan berlangsung di tanggal 27 November nanti merupakan kegiatan yang penting karena kita semua menjadi delegasi yang diharapkan bisa menjelaskan urgensi dari Pemilu yang sesungguhnya kepada teman sejawat maupun kalangan masyarakat sekitar.

“Peristiwa Pemilu sesungguhnya adalah proses bagaimana kita menandai dan menunjukkan jati diri kita sebagai manusia, yang mana manusia harus berubah dan perubahan inilah yang nantinya dititipkan suaranya kepada kita semua,” ujar Rektor.

Rektor juga menyampaikan bahwa kegiatan Pemilu bukan hanya sekedar formalitas, tetapi Pemilu harus bisa menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang mempunyai pilihan, harapan, dan kepentingan untuk perubahan yang lebih baik.

“Kita harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat dan kepada diri kita sendiri bahwa kegiatan ini sangat penting untuk sebuah perubahan, bukan hanya sekedar nyoblos, tidak sekedar mendukung, tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa hasil dari Pemilu ini nantinya akan menentukan nasib daerah kita masing-masing,” tambahnya.

Nur Salam, selaku anggota KPU dalam sambutannya sekaligus sebagai Keynote Speaker acara tersebut menyampaikan, bahwa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menjadi salah satu dari 14 perguruan tinggi di Jawa Timur yang menjadi tuan rumah dalam kegiatan KPU Jawa Timur Goes To Campus. Beliau juga menyampaikan bahwa Pilgub Jatim periode ini memiliki jingle dan juga tagline.

Tagline dari Pilgub Jatim 2024 kali ini adalah “Seneng Bareng” karena kalau semuanya tidak didasari dengan perasaan senang yakinlah bahwa semua ilmu pasti tidak akan masuk dan ujung-ujungnya pasti akan nggrundel,” ujarnya.

Alumni STAIN Tulungagung (red. sekarang UIN SATU Tulungagung) Angkatan Tahun 2000 tersebut juga menambahkan bahwa materi proses dan pendidikan pemilih diharapkan tidak hanya berhenti pada momentum Pilkada, tetapi juga bisa menjadi suplemen mata kuliah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Hal itu bertujuan agar mahasiswa memiliki peran yang bijak dalam pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada.

“Organisasi mahasiswa yang mewakili pihak perguruan tinggi sebagai penyambung lidah rakyat harus memiliki tekad untuk menyalurkan aspirasi masyarakat kepada pasangan calon kepala daerah.” tegas tokoh muda NU Magetan ini.

IMG 3909

Sementara itu, pemateri pertama KPU Goes to Campus, Dian Ferricha, dalam prolognya menyampaikan bahwa dalam sistem pemerintahan, kepala daerah dipilih secara demokratis yang artinya konstitusi memberikan ruang kepada rakyat agar memiliki kebebasan dalam memilih. Sesuai tagline dari Pilgub Jatim 2024 yang telah disampaikan oleh KPU, maka Pilkada ini merupakan hajat demokrasi untuk seluruh rakyat Indonesia dengan tujuan “Seneng Bareng”.

Pakar hukum asal Tulungagung ini juga menyampaikan bahwa Pilkada Tahun 2024 didesain secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan tujuan untuk menguatkan sistem presidensial supaya lebih efektif dari segi sumber daya penyelenggara, waktu, dan anggaran. Pilkada serentak 2024 akan menjadi Pilkada yang terbesar di dunia karena Indonesia memiliki populasi jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia dan merupakan satu-satunya negara yang memiliki peraturan usia minimal pemilih 17 tahun.

Narasumber yang lain, Ahmad Yuzki Arifian Nawafi’ dalam pengantarnya mengatakan bahwa Pemilu merupakan sarana atau ruang yang sangat beradab dalam proses pergantian kepemimpinan. Dalam hal ini dia lebih menyoroti tentan bagaimana Pilkada hakikatnya adalah amanat reformasi yang ditandai dengan munculnya sistem otonomi daerah dengan tujuan agar rakyat merasa dekat dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses kepemimpinan di wilayahnya.

Oleh karenanya, masih menurut tokoh muda NU yang akrab dipanggil Gus Wafi ini, peran mahasiswa dalam Pemilu atau Pilkada adalah berpartisipasi, baik secara langsung dengan datang langsung ke TPS dan menyumbangkan suaranya maupun tidak langsung dengan cara mengadakan kegiatan sosialisasi.

“Mahasiswa atau yang saat ini kerap disapa sebagai generasi Z memiliki ruang dalam hal akses informasi melalui media sosial sehingga dalam momentum Pilkada kali ini media sosial juga memiliki peran yang sangat penting untuk menyebarkan informasi tentang Pilkada.” terangnya.

Dilanjutkan sesi diskusi, peserta sosialisasi juga aktif menyampaikan argumen mereka mengenai banyak hal yang berkaitan dengan Pilkada, mulai dari kompetensi calon kepala daerah, pembahasan money politic, hak pilih, konsultan politik, dan sebagainya. Sosialisasi ini menjadi strategi dan sarana untuk menjadikan mahasiswa sebagai pemilih yang cerdas dan bijak dalam menentukan pemimpin baru yang tepat.

Skip to content