Ketua DPD RI Ingatkan Pentingnya Membangun Akhlaq dan Adab Generasi Muda Indonesia

Kontributor:

Tulungagung – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan betapa pentingnya membangun akhlaq dan adab generai muda Indonesia. Hal tersebut disampaikan saat orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung dalam rangka Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Rabu (09/09/2020) di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem IAIN Tulungagung.

Dalam orasi ilmiah yang mengambil tema Indonesia Darurat Akhlaq dan Adab tersebut, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, kenapa Akhlaq dan Adab penting untuk dibicarakan? Karena akhlaq melandasi cara kita berfikir dan berbuat. Sedangkan adab melandasi cara kita melaksanakan pikiran dan perbuatan kita itu atau cara kita bertindak. Cara kita berfikir dan cara kita bertindak adalah satu kesatuan sehingga sikap hingga cara kita dalam menjalani kehidupan ini sangat dipengaruhi dua elemen dasar tersebut. Dan dua elemen inilah yang digembleng di IAIN selain juga pesantren-pesantren. Karena memang Islam sangat memperhatikan pentingnya pendidikan akhlaq dan adab.


“Bagi dunia Islam tidak ada artinya orang kaya tapi miskin akhlaq atau orang cerdas tapi miskin adab karena hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi ini. Meskipun nilai dasar ini bersifat universal tidak otomatis negara yang mayoritas penduduknya muslim lantas berkhlaq dan beradab. Tetapi Islam mengajarkan dua hal tersebut.” kata senator asal Jawa Timur tersebut.

Lebih lanjut La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan bahwa di negara-negara belahan dunia lain, yakni di negara-negara maju, moral dan etika menjadi fokus dalam dunia pendidikan. Sehingga kita lebih sering melihat perilaku yang Islami di negara non muslim. Kita merasakan ketika kita berada di negara-negara Eropa Barat seperti Norwegia, Finlandia, Swiss atau di Selandia Baru bagaimana masyarakat di sana begitu tertib dan beretika sehingga negara tersebut selalu berada di peringkat 10 besar survei negara dengan kebahagiaan dan kemakmuran.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? La Nyalla Mahmud Mattalitti menyebut bahwa data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2018 mencatat 504 anak menjadi pelaku pidana, 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, 93,7 persen pelajar SMP dan SMA sudah pernah berciuman. Sementara 21,2 persen remaja pernah melakukan aborsi dan 97 persen remaja sudah menonton film porno. Padahal para ulama mengatakan masa depan suatu bangsa ditentukan oleh moralitas atau akhlaq warganya terutama akhlaq generasi muda. Jika akhlaq suatu masyarakat runtuh maka runtuhlah pula negara itu.

“Sekarang kita lihat bagaimana perilaku para pejabat atau pemegang kebijakan apakah mengutamakan rakyat atau golongan dan kelompoknya. Bagaimana mereka menjalankan amanah yang ada di tangannya? Apakah untuk digunakan untuk kepentingan rakyat ataukah hanya memperkaya diri atau kelompoknya? Apakah masih kita rasakan seperti itu, jawabannya ya masih,” kata La Nyalla Mahmud Mattalitti.

Oleh karena itu La Nyalla Mahmud Mattalitti berharap banyak kepada lembaga seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN) termasuk IAIN Tulungagung yang selama ini menjadi kawah candradimuka bagi pendidikan akhlaq dan adab sehingga kita dapat secara terus menerus mendidik para generasi penerus menjadi generasi yang berakhlaq dan beradab. Sehingga cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai welfare state atau negara yang berkemakmuran dapat terwujud dengan sebenar-benarnya.(sin)

Skip to content