Tulungagung — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-57, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menggelar Seminar Internasional bertajuk “Islam: Demokrasi, Moderasi, dan Ekoteologi” yang bertempat di Aula Gedung Prajnaparamita pada Rabu (16/07/2025).
Acara ini menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri yang memiliki kepakaran di bidang studi Islam dan sosial humaniora. Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abd. Aziz, membuka seminar sebagai keynote speaker, dengan menyampaikan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai keislaman yang moderat dalam tatanan demokrasi dan tanggung jawab ekologis.
Turut hadir sebagai pembicara utama dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), yaitu Dr. Lutfan bin Jaes (Dekan Pusat Pengajian Umum dan Kokurikulum UTHM), Dr. Siti Marpuah, M.Ed. (Pensyarah Kanan Jabatan Pengajian Islam), serta Puan Zuhaila Anida binti Zainal Abidin (Wakil Bendahara UTHM). Ketiganya mengangkat berbagai perspektif mengenai keterkaitan ajaran Islam dengan praktik demokrasi yang sehat, pendekatan moderasi, serta tantangan ekoteologi di era global dengan negara mereka yakni Malaysia.
Sementara itu, dari UIN SATU Tulungagung turut hadir sebagai pembicara yaitu Prof. Syamsun Ni’am, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, yang juga menyoroti peran penting kampus dalam mendorong Islam moderat.
Seminar ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran gagasan, tetapi juga bagian penting dari komitmen kampus untuk bertindak secara global dan bertindak moderat, sebagaimana tema besar Dies Natalis ke-57. Semangat ini tercermin dalam seluruh rangkaian diskusi yang mengajak audiens untuk memperluas cakrawala pemikiran, namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam yang menjunjung kedamaian dan keadilan.
Dalam setiap sesi, para narasumber menekankan bahwa Islam harus tampil sebagai kekuatan pencerah yang membawa segala rahmat. Demokrasi dalam Islam dibingkai dengan tanggung jawab spiritual, dan moderasi diposisikan sebagai jalan tengah yang menyatukan perbedaan dalam bingkai ukhuwah. Hal ini mempertegas peran Islam sebagai agama yang inklusif dan solutif terhadap problem global.
Dalam sambutannya, Rektor UIN SATU, Prof. Abd. Aziz, menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan seminar ini sebagai salah satu bentuk penguatan tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam hal internasionalisasi keilmuan dan penguatan wawasan keislaman yang moderat. Ia menegaskan bahwa kampus harus hadir sebagai garda terdepan dalam merawat nilai-nilai demokrasi, keberagaman, dan kesadaran ekologis di tengah masyarakat yang dinamis.
“Dies Natalis ini bukan sekadar seremoni, tapi momentum untuk mendorong integrasi antara Islam, demokrasi, dan kesadaran lingkungan. Kita ingin UIN SATU menjadi pusat ilmu yang menyinari, dan sebagai rumah besar untuk keberagaman yang saling menguatkan,” ujar Rektor.
Sementara itu, Dr. Lutfan bin Jaes, menyoroti pentingnya forum-forum akademik lintas negara dalam merumuskan strategi bersama menghadapi tantangan peradaban global, termasuk krisis ekologis dan radikalisme.
“Islam mengajarkan kesimbangan, dan dalam konteks global saat ini, moderasi bukan hanya pilihan, tapi keharusan. Forum seperti ini menjadi ruang penting untuk menyatukan nilai keagamaan dan pemikiran kontemporer yang relevan bagi umat dan dunia,” ungkap Dr. Lutfan.
Melalui kolaborasi bersama UTHM Malaysia, seminar ini memperkuat jaringan akademik internasional UIN SATU. Pertukaran pandangan antarnegara menjadi langkah nyata memperluas cakupan pemikiran keislaman yang adaptif dan terbuka. Hal ini sejalan dengan semangat Dies Natalis ke-57 untuk menjadikan kampus sebagai poros keilmuan dan toleransi.
Sebagaimana tagline Dies Natalis ke-57 “Bersama Membangun Kampus Unggul dan Hijau”, seminar ini menandai komitmen UIN SATU untuk terus membangun reputasi kampus secara global, tidak hanya unggul dalam capaian akademik, tetapi juga dalam komitmen terhadap keberlanjutan, moderasi, dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan.