Ma’had Al-Jami’ah Gelar Haflah Akhirus Sanah, Dihadiri KH Marzuki Mustamar

Kontributor:

Tulungagung – Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung melaksanakan Haflah Akhirus Sanah Kubro Program Madrasah Diniyah (Madin) tahun 2019/2020 pada Rabu (23/12/2020). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang menandai usainya masa belajar para mahasantri Program Madin bagi mahasiswa IAIN Tulungagung.

 

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang digelar dengan mengundang seluruh mahasantri ke Kampus IAIN Tulungagung, haflah kali ini dilaksanakan secara virtual atau daring (dalam jaringan) melalui Channel Youtube Satu Televisi IAIN Tulungagung. Hal ini diupayakan supaya tidak terjadi kerumuman masa guna menghindari penularan Covid-19. Meskipun demikian dalam acara ini tetap dihadirkan beberapa tamu undangan di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem akan tetapi sangat terbatas dan dengan mematuhi protokol kesehatan.

 

Mudir Ma’had Al Jami’ah IAIN Tulungagung, Teguh, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ini merupakan haflah kali ketiga sejak diselenggarakannya Program Madrasah Diniyah bagi mahasiswa IAIN Tulungagung pada tahun 2017. Menurutnya, kegiatan ini seharusnya dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus lalu, namun dengan adanya pandemi terpaksa ditunda hingga bulan Desember ini.

 

Dalam sambutannya, Teguh melaporkan bahwa jumlah total mahasantri angkatan 2019 ada 6.202 mahasantri. Adapun yang lulus murni dan diwisuda pada haflah tahun ini ada 5.253 mahasantri.

 

“Ada yang lulus bersyarat sejumlah 4 mahasantri. Sedangkan yang tidak lulus ada 943 mahasantri. Selain itu ada 2 mahasantri yang meninggal dunia.” kata Teguh.

 

Selanjutnya, Teguh juga menyampaikan bahwa pihaknya selalu menekankan para mahasantri di IAIN Tulungagung untuk senantiasa ngugemi atau memegang teguh apa yang disampaikan oleh para Kyai.

 

Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin dalam sambutannya menyampaikan bahwa program madrasah diniyah di IAIN Tulungagung tidak hanya diwajibkan bagi mahasiswa saja, namun juga bagi para dosen. Dikatakannya setahun lalu IAIN Tulungagung me-launching Program Madin untuk dosen, dan seharusnya tahun ini ada Program Madin untuk karyawan.

 

“Semua wajib pada jam yang sama yakni jam tujuh hingga jam delapan empat puluh. Semua wajib ngaji termasuk dosennya. Dan dengan adanya pandemi untuk dosen sementara off dulu karena semua adalah WFH. Kerja dari rumah.” kata Rektor.

 

Namun demikian, bagi mahasiswa tetap terus berjalan meski harus dilakukan secara virtual.

 

Di bagian lain, Rektor menyampaikan bahwa, program mahad ini merupakan kekuatan IAIN Tulungagung dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan agama. Dan upaya tersebut terus ditingkatkan, di antaranya dengan dimulainya kelas malam pada tahun lalu. Menurutnya jika tidak ada pandemi, mulai tahun 2021 ini sudah ada sistem sorogan terutama kelas ulya yang sudah ada spesifikasi keilmuannya.

 

“Semoga nanti 2021 ini kita selesai pandeminya sehingga bisa berjalan secara normal kembali.” kata Rektor disambut amin para undangan yang hadir.

 

Seusai sambutan Rektor acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda mahasantri yang dilakukan dengan diwakili masing-masing kelas. Setelah itu acara dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang, KH Marzuki Mustamar.

 

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Madrasah Diniyah berperan penting untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu berislam dan berbudaya. Pelaksanaan Program Madin di IAIN Tulungagung dapat menjadi model pelaksanaan yang dapat diimplementasikan secara nasional.

 

Selain berbicara tentang pentingnya Madin di IAIN, KH Marzuki Mustamar juga berbicara tentang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) baik itu UIN, IAIN dan STAIN. Sebagai perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Agama, PTKIN harus berfaham Wasathiyah (moderat). Yakni perguruan tinggi yang mengajarkan keislaman dan kenusantaraan.(dim/sin)

Skip to content