Mahasiswa Biologi UIN Tulungagung Pelajari Kekayaan Hayati Hutan Kondang Merak

Kontributor:

20251120 Tadris Biologi UIN Tulungagung Pelajari Kekayaan Hayati Kondang Merak

Malang—Kawasan Hutan Lindung Kondang Merak di Malang Selatan kembali menjadi lokasi pembelajaran lapangan bagi mahasiswa Biologi Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. Sebanyak 120 mahasiswa dan dosen melakukan praktikum ekologi pesisir pada Sabtu (15/11/2025).

Dosen Biologi UIN SATU Tulungagung, Desi Kartikasari, mengatakan kegiatan tersebut dipilih untuk mengenalkan ekosistem hutan pantai yang tersisa di wilayah Malang Selatan.

“Kondang Merak masih terjaga dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi,” ujarnya.

Data pengamatan menunjukkan kawasan ini menjadi habitat 13 jenis elang, 150 jenis kupu-kupu, 130 spesies burung, 89 jenis pohon, serta puluhan tanaman obat dan fauna herpetologi.

“Keanekaragaman hayati di wilayah ini masih sangat lengkap dan penting untuk dipelajari,” kata Desi.

Selama praktikum, mahasiswa menyusuri jalur hutan untuk mempelajari struktur vegetasi dan kondisi lantai hutan. Mereka juga berlatih melakukan analisis vegetasi, mengenali flora lokal, serta mengamati satwa liar. Pada beberapa titik, peserta memasang pitfall trap untuk mempelajari serangga dan herpetofauna.

“Metode dasar ekologi semacam ini penting dikuasai sejak perkuliahan,” ujar Dr. Ainun Nikmati Laily, dosen pendamping bidang botani.

Kegiatan ini didampingi relawan Sahabat Alam Indonesia. Relawan pendamping, Imti Yazil Wafa, menekankan pentingnya menumbuhkan kepedulian lingkungan melalui pendidikan lapangan.

“Mahasiswa perlu merasakan langsung urgensi konservasi agar tumbuh empati terhadap kelestarian hutan,” ujarnya.

Kolaborasi antara UIN SATU Tulungagung dan Sahabat Alam Indonesia ini merupakan yang kedua sejak 2024. Para pendamping berharap pengalaman lapangan tersebut dapat memantik semangat mahasiswa berkontribusi dalam upaya konservasi.

“Mereka adalah calon ilmuwan dan pendidik yang akan menentukan arah perlindungan alam ke depan,” kata Imti.

Di tengah tekanan pembangunan, seperti pariwisata dan proyek Jalur Lintas Selatan, relawan menilai hutan Kondang Merak semakin membutuhkan dukungan semua pihak.

“Jika hutan ini hilang, kita kehilangan laboratorium alam yang tak tergantikan,” ujar Imti.(*)

Editor: Humas
Photographer: Istimewa
Skip to content