Jakarta — Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Himalaya, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung), menjadi yang terbaik di ajang Penghargaan Teladan Wana Lestari Nasional 2025. Mereka menyabet peringkat Terbaik I kategori Kelompok Pecinta Alam (KPA), mengungguli finalis dari berbagai provinsi.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, didampingi Wakil Menteri Kehutanan, Sulaiman Umar Siddiq, pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Auditorium Dr. Ir. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Sebelum mencapai panggung nasional, Mapala Himalaya lebih dulu menjuarai kompetisi tingkat Provinsi Jawa Timur. Penilaian akhir pada 28 Mei 2025 menempatkan mereka di posisi puncak. Atas capaian ini, penghargaan provinsi diserahkan Gubernur Jawa Timur, sekaligus menandai penunjukan mereka sebagai wakil resmi Jawa Timur di ajang nasional.
Tahap berikutnya adalah verifikasi lapangan oleh tim Kementerian Kehutanan RI pada 17 Juni 2025. Agenda mencakup penanaman pohon simbolis, demonstrasi panjat dinding, serta presentasi profil organisasi yang menegaskan komitmen pada konservasi, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat berbasis ekoteologi.
Di tingkat nasional, Mapala Himalaya kembali berada di puncak. Sebagai pemenang, mereka dijadwalkan menghadiri Sidang Umum MPR RI dan upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 di Istana Negara, 17 Agustus mendatang.
Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abd. Aziz, menyebut kemenangan ini bukti mahasiswa UIN SATU Tulungagung mampu bersaing di tingkat nasional, tak hanya di bidang akademik, tetapi juga dalam kiprah nyata.
“Prestasi ini berada di ranah pelestarian lingkungan, selaras dengan gagasan ekoteologi yang diusung Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar, dalam Asta Protas Kemenag,” ujar Aziz.
Program ekoteologi menekankan penguatan kesadaran dan aksi berbasis nilai agama untuk memberi dampak positif pada alam dan masyarakat. Ia berharap capaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain.
“Kita ingin semakin banyak karya nyata lahir dari kampus ini,” katanya.
Mapala Himalaya percaya, kunci keberhasilan mereka adalah persiapan matang dan dedikasi. Bagi mereka, Wana Lestari bukan hanya ajang lomba, melainkan panggung untuk menunjukkan komitmen generasi muda terhadap kelestarian hutan dan lingkungan.