Jakarta— Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) resmi meluncurkan Program PRIMA Magang PTKI sebagai bagian dari transformasi pendidikan tinggi keagamaan Islam yang responsif terhadap kebutuhan zaman. Program ini dirancang untuk menyiapkan lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk memiliki kompetensi yang profesional, integritas, religiusitas, dan daya saing di dunia kerja.
Program PRIMA Magang PTKI (Professional Readiness Through Internship and Mentorship for Academics) resmi diluncurkan secara nasional oleh Kementerian Agama pada Rabu, 19 Juni 2025, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Pendis Kemenag. Program ini menjadi bagian dari transformasi pendidikan tinggi keagamaan Islam yang selaras dengan agenda ASTA CITA dan ASTA PROTAS, pedoman pembangunan nasional dan prioritas Kementerian Agama periode 2025–2029.
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menyatakan dukungan penuh terhadap implementasi Program PRIMA Magang PTKI. Komitmen ini merupakan wujud kesiapan UIN SATU dalam menyiapkan lulusan yang profesional, berintegritas, serta adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja.
Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abd. Aziz, yang turut hadir dalam peluncuran program ini di Jakarta menyambut baik inisiasi tersebut. Menurutnya, PRIMA Magang merupakan terobosan strategis dalam memperkuat kualitas lulusan PTKI.
“Kami mendukung penuh pelaksanaan Program PRIMA Magang. Ini selaras dengan komitmen UIN SATU untuk menyiapkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan unggul dalam praktik kerja yang profesional,” ungkapnya.
Prof. Abd. Aziz juga menegaskan kesiapan UIN SATU untuk memperkuat sinergi dengan dunia usaha, dunia industri, serta lembaga pemerintah dan sosial keagamaan sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan magang.
“Nilai-nilai keislaman dan integritas akan tetap menjadi pijakan utama dalam setiap tahap pelaksanaan program,” imbuhnya.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya menegaskan bahwa PRIMA bukan sekadar program magang, tetapi merupakan medium transformasi untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, bernilai, dan menjadi agen perubahan.
“Kami berharap lulusan PTKI tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan nilai dan menjadi agen perubahan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa PRIMA merupakan jembatan antara kampus dan dunia kerja.
“Kami tidak ingin mahasiswa hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga keterampilan praktis dan mentalitas kerja yang unggul,” ujar Amien.
Sementara itu, Direktur Diktis, Prof. Sahiron, menambahkan bahwa program ini akan membekali mahasiswa dengan ilmu, keterampilan, serta pemahaman teknologi modern seperti kecerdasan buatan (AI), tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual.
“Alumni kita harus memperhatikan hal ukhrawi, tapi juga jangan meninggalkan aspek duniawi,” pungkasnya.
Dengan keterlibatan UIN SATU dalam program nasional ini, menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual dan integritas moral. Melalui program ini, UIN SATU berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga unggul secara profesional dan kokoh dalam etika keislaman.