Menteri Agama Kukuhkan Guru Besar ke-8 IAIN Tulungagung

Kontributor:

Tulungagung – Selasa pagi ini (16/07/2019) Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengukuhkan guru besar ke-8 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Dia adalah Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Filsafat.

Upacara pengukuhan tersebut dilaksanakan dengan Rapat Senat Terbuka di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem yang mana sekaligu menjadi bagian dari peringatan Dies Natalis ke-51 yang jatuh pada tanggal 17 Juli 2019. Kegiatan tersebut diawali dengan pemutaran Catatan Anak Nelayan yang merupakan biografi dari guru besar terlanti, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin. Film tersebut mengetengahkan bagaimana masa kecilnya yang penuh dengan kesederhanaan hingga saat ini sebagai rektor.

Setelah pemutaran film dan ceremonial lainnya, acara dilanjutkan dengan sidang senat yang dibuka oleh Ketua Senat IAIN Tulungagung, Hasyim Nawawi. Kemudian dilakukan pembacaan Surat Keputusan Menteri Agama tentang pengangkatan guru besar yang dibacakan oleh Sekretaris Senat, Imam Fuadi yang kemudian dilanjutkan pidato pengukuhan oleh Maftukhin selaku yang dikukuhkan.

Pada pidato pengukuhan, Maftukhin menyampaikan pidato dengan judul Perenialisme Spiritualitas Bhinneka Tunggal Ika dan Doktrin Monotheisme. Di pidato itu dia mengemukakan tentang narasi bhinneka tunggal ika yang merupakan ajaran spiritual-keagamaan yang mewakili kesadaran masyarakat Jawa dan Nusantara pada zamannya. Narasi tersebut dinukil dari kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular, diperkirakan ditulis pada periode kejayaan Majapahit di kisaran tahun 1365-1389 M. Kakawin ditetapkan sebagai literatur keagamaan atau setidaknya merepresentasikan spiritualitas dan pandangan-pandangan kosmologi sesuai dengan konteks zamannya. Dalam pidato tersebut Rektor memparalelkan antara bhineka tunggal ikha dengan doktrin monoteisme yang di antaranya terdapat juga pada kalimat tauhid Laa ilaha illallah dalam ajaran Islam.

Dalam pidato tersebut Rektor juga mengemukakan tentang bagaimana ada pergeseran makna sesudah konsep bhinneka tunggal ika lebur dalam politik kebangsaan. Di mana konsep tersebut dalam Pancasila kini menjadi landasan dasar dalam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Setelah pidato pengukuhan selesai, acara dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan yang dilakukan langsung oleh Menteri Agama dengan pengalunngan medali guru besar kepada Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin.

Seusai prosesi pengukuhan, Menteri Agama kemudian memberikan sambutan. Dalam sambutannya dia mengucapkan selamat kepada rektor yang telah dikukuhkan menjadi guru besar. Selain itu Menteri Agama juga mengapresiasi positif pidato pengukuhan yang disampaikan oleh rektor tentang bagaimana nilai-nilai spiritualitas bhineka tunggal ika.

Menteri Agama mengemukakan bagaimana dari masa ke masa begitu nampak bentuk ketakjuban, campuran dari apresiasidan kekagumanbangsa lain terhadap bangsa Indonesia sebagai bangsa yang agamis. Di mana sejak dulu bangsa ini sudah menyadari akan adanya kekuatan di luar kitayang maha atas segalanya. Itu disadari oleh seluruh etnis dan suku yang ada di nusantara yang begitu luasini. Dan Pancasila yang diambil dari nilai spiritualitas di nusantara ini jika dilihat dari sudut pandang Islam maka akan sangat Islami, karena ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kedaulatan dan prinsip-prinsip musyawarah ada dalam nilai-nilai Islam.

Selain itu, Menteri Agama juga menyampaikan rasa syukur saya dimana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terus melakukan peningkatan-peningkatan yang semakin baik.Termasuk yang dicapai oleh IAIN Tulungagung.

“Ini adalah bagian dari hasil perjuangan yang dimulai sejak awal 50-an oleh para ulama pendahulu kita untuk mengakomodir lonjakan kaum santriyang memerlukan wadah.” kata Menteri Agama.

Lebih lanjut, Menteri Agama berharap PTKIN tak hanya sekedar menjadi institusi yang mengembangkan ilmu pengetahuan saja, melainkan sebagai institusi keagamaan yang paling otoritatif harus mampu menjaga dan merawat bentuk pemahaman dan pengamalan keagamaan Islam.

Di akhir sambutannya, Menteri Agama juga berharap supaya PTKIN bisa ikut menjaga cara beragama bangsa Indonesia dalam alur yang moderat. Karena empat tahun terakhir Kementerian Agama berupaya serius dan fokus dengan moderasi agama. Menurutnya yang dimoderasi tersebut bukan agamanya melainkan cara kita beragamasupaya tidak berlebih-lebihan karena tidak mungkin Tuhan menurunkan agama yang berlebih-lebihan.Oleh karena itu PTKIN harus betul-betul menegaskan diri untuk melahirkan duta duta dan aktor-aktor yang menebarkan Islam yang rahmatal lil alamin dan tidak berlebih-lebihan.

Setelah berlangsung kurang lebih dua jam, acara pengukuhan pun usai. Acara diakhiri dengan ucapan selamat dari para hadirin kepada Rektor IAIN Tulungagung yang telah dikukuhkan oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Tampak hadir dalam acara pengukuhan segenap tokoh masyarakat, para ulama dan masayikh, pejabat pemerintah dan undangan serta segenap civitas akademika IAIN Tulungagung.(humas/sin)

Skip to content