Mudir Mahad IAIN Tulungagung Hadiri FGD Dirjend Diktis Kemenag RI

Kontributor:

Jakarta – Senin pagi (02/09/2019) bertempat di Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta, Rohman Kasubdit Sarana dan Prasarana Kemahasiswaan menerima kunjungan perwakilan Mudir PTKIN se-Indonesia.

Kunjungan tersebut dalam agenda Focus Group Discussion bersama Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag Republik Indonesia. Hadir dalam agenda tersebut yakni Ketua Forum Mudir Mahad PTKIN, Akhmad Muzakki dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sekretaris Forum Mudir, Munir dari UIN Raden Fattah Palembang, Mudir UIN Sumatera Utara, Harun Al Rasyid, Mudir IAIN Tulungagung, Teguh, Mudir IAIN Bengkulu, Nasron, Mudir UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Arwan Mas’ud,  Mudir UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Nurchalis Sofyan, Mudir UIN Sunan Ampel Surabaya, Moh. Shodiq, Bachtiyar Rifa’i dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Wikan Galuh Widyarto dari IAIN Tulungagung.

Dalam kesempatan tersebut, para perwakilan mudir menyampaikan hasil Focus Group Discussion di IAIN Tulungagung pada 28-30 Juni 2019 lalu serta hasil Focus Group Discussion yang telah dilaksanakan sebelumnya. Ketua forum mudir menyampaikan hasil-hasil yang telah disepakati dalam FGD di IAIN Tulungagung, yakni usulan alih status ma’had dari Unit menjadi Lembaga, struktur organisasi ma’had al-Jami’ah, dan regulasi atau aturan terkait program kema’hadan.

Mudir IAIN Tulungagung, Teguh dalam acara tersebut mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan model pembelajaran Madrasah Diniyah untuk semua mahasiswa baru dengan cara non mukim. Klasifikasi kelas yang terdapat diantaranya Kelas BTQ, Tilawah, Tahfidz, Ula, Wustho, ‘Ulya. Termasuk terobosan baru yakni Program Madrasah Diniyah bagi Tenaga Pendidik (dosen) di lingkungan IAIN Tulungagung.

Tak selang berapa lama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI, Arskal Salim hadir dalam acara FGD tersebut. Setelah mendengar proses audiensi yang berlangsung dari Kasubdit Sarana dan Prasarana Kemahasiswaan, Arskal langsung menunjuk Kasubdit Kasubdit Sarana dan Prasarana Kemahasiswaan sebagai rumah bagi para Mudir dalam menyampaikan keluh kesah dan perkembangan Ma’had al-Jami’ah. Disamping itu, Arskal menyampaikan kementerian agama pusat sedang menyusun regulasi tentang Ma’had al-Jami’ah, dan mendukung alih status Ma’had. Dalam waktu dekat regulasi turunan dari PP 46 Tahun 2019 tentang Pendidikan Tinggi Keagamaan segera diselesaikan, yang didalamnya memuat tentang penguatan program Ma’had.

“Dengan catatan para mudir harus segera menyusun buku panduan atau best practice sebagai referensi bagi Ma’had PTKI yang akan menyelenggaran ma’had di lingkungan perguruan tinggi mereka.” kata Arskal Salim.

Lebih lanjut, Arskal mengarahkan perlu keseragaman bahwa Ma’had berada langsung dibawah Wakil Rektor atau Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama bermitra dengan Wakil Rektor atau Wakil Ketua Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga terkait kurikulum yang dilaksanakan. Terakhir, pihaknya sangat mendukung pengembangan ma’had karena merupakan tempat pembinaan mahasiswa, baik secara jasmani maupun rohani. (ma’had/wgw)

Skip to content