Pelaksanaan SSE UM-PTKIN 2021 IAIN Tulungagung Berjalan Lancar

Kontributor:

Tulungagung – Digelar sejak Senin (24/05/2021) Sistem Seleksi Elektronik Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SSE UM-PTKIN) tahun 2021 pada Panitia Lokal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung secara umum berjalan lancar. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Abd. Aziz sebagai Ketua Panitia Lokal SSE UM-PTKIN 2021 IAIN Tulungagung.
“Tidak banyak kendala. Dari kendala yang ada, paling banyak pada jaringan internet peserta yang tidak lancar dan stabil, dan pada perangkat yang dipakai peserta, yakni kamera yang dipakai oleh Pengawas Ruang untuk memantau peserta,” katanya.

Mengenai jumlah peserta, Abd. Aziz menyebutkan bahwa jumlah peserta keseluruhan yang ikut di Panitia Lokal IAIN Tulungagung sebanyak 3.241. Selama 3 hari pelaksanaan, tingkat partisipasi peserta ada 97,35 persen. Selain itu ada sejumlah 2,26 persen absen atau tidak login sedangkan sisanya 0,03 persen didiskualifikasi akibat tidak menghiraukan peringatan dari panitia yang disebabkan karena tidak mematuhi tata tertib ujian.
Meski secara umum dinilai lancar, namun Abd. Aziz berharap supaya pelaksanaan SSE ke depan bisa lebih diperbaiki lagi oleh panitia.
Sementara itu, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin saat dikonfirmasi menyampaikan apresiasi positif atas terlaksananya SSE UM-PTKIN 2021.
Sedangkan saat ditanya perihal jumlah pendaftar di IAIN Tulungagung, Maftukhin menyebutkan ada calon mahasiswa baru yang mendaftar di IAIN Tulungagung melalui jalur UM-PTKIN tahun 2021 sejumlah total 10.550 calon mahasiswa. Jumlah ini menempatkan IAIN Tulungagung pada peringkat ke-9 di antara 59 perguruan tinggi yang menerima mahasiswa melalui Jalur UM-PTKIN.
“Ini sudah cukup terpenuhi, karena kuota yang kita sediakan sejumlah 2.796,” kata Maftukhin.
Disinggung mengenai persiapan perkuliahan di masa pandemi untuk semester ganjil 2021/2022, Rektor menjelaskan bahwa IAIN Tulungagung tetap menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.
“Namun kita juga menyiapkan tiga model perkuliahan: offline, online, dan blending model yakni perpaduan antara offline dan online,” terang Maftukhin. (humas/lil/sin)
Skip to content