Tulungagung—Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Kerja Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur pada Selasa, (07/10/2025). Acara ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antar PTN di Jawa Timur serta memperkokoh komitmen bersama terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
Paguyuban Rektor Jawa Timur mengundang seluruh pimpinan PTN se-Jawa Timur, antara lain Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), UPN Veteran Jatim, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Jember (UNEJ), Universitas Trunojoyo, serta 6 UIN di Jawa Timur untuk menghadiri rapat kerja strategis ini.
Kegiatan meliputi diskusi kebijakan pendidikan tinggi, pembagian best practices, inisiasi kolaborasi riset dan pengabdian, serta penataan strategi implementasi program SDGs di institusi masing-masing. Sebanyak 10 Rektor dan 35 Wakil Rektor hadir pada kesempatan ini.
Menjadi tuan rumah memberi kesempatan bagi UIN SATU Tulungagung untuk menunjukkan kapabilitas dan kesiapan institusional. Rektor turut mengisahkan perjalanan panjang UIN SATU, dari awal berdirinya hingga transformasinya menjadi Universitas Islam negeri yang terus berkembang pesat.
Rektor juga menyampaikan kekaguman terhadap beberapa PTN besar seperti UNESA yang telah memiliki ratusan program studi serta berbagai capaian peringkat nasional dan internasional. Ia berharap forum ini menjadi wadah belajar dan berbagi pengalaman bagi UIN SATU untuk memperkuat tata kelola dan mutu akademik.
“Kami ingin besar juga, tolong nanti ilmunya juga ditularkan kepada kami agar kemudian kami yang masih belum begitu berkembang pesat ini juga bisa mengikutinya,” harap Rektor.
Komitmen Bersama untuk Indonesia Emas 2045
Sementara itu, Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor UNESA), menekankan pentingnya komitmen dan kebersamaan seluruh pimpinan perguruan tinggi dalam memperkuat kontribusi terhadap kemajuan bangsa.
Prof. Nurhasan juga menyoroti pentingnya penguatan advokasi dan koordinasi dalam paguyuban agar memiliki kompetensi kelembagaan yang kuat dan relevan dengan kebijakan nasional. Ia berharap hasil rapat kerja ini dapat menghasilkan beberapa rekomendasi strategis yang dapat disampaikan kepada Menteri Pendidikan, DPR RI Komisi X, serta Sekretaris Negara.
“Kita bicarakan sehingga organisasi paguyuban ini betul-betul memiliki kompetensi dan saya berharap ada beberapa rekomendasi yang bisa kita berikan. Ini penting karena Jawa timur dianggap mempunyai kompetensi perguruan tingginya dan memiliki inovasi inovasi yang luar biasa untuk membangun bangsa dan negara,” tutur Prof. Nurhasan.
Selain itu, Prof. Nurhasan juga menyinggung perlunya kerja sama terkait penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang sering kali menjadi persoalan bagi calon mahasiswa, khususnya dari pesantren. Ia menilai perlu ada edukasi dan sosialisasi lebih luas agar tidak ada calon mahasiswa yang tertinggal karena kurangnya informasi.
Lebih jauh, Ketua Paguyuban menguraikan empat langkah strategis yang dapat diwujudkan secara kolektif:
1. Penguatan riset kolaboratif antar-PTN untuk menjawab isu-isu lokal, nasional, hingga global.
2. Mobilitas mahasiswa dan dosen yang lebih terbuka, agar transfer ilmu dan pengalaman berjalan lebih dinamis.
3. Pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung integritas sistem akademik dan pengembangan kurikulum adaptif.
4. Kerja sama internasional yang diperkuat untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi di tingkat global.
“Sekali lagi atas nama paguyuban mengucapkan terima kasih komiten yang luar biasa ini tidak mudah, kebersamaan yang kita bangun ini bersama sama untuk memajukan PTN kita,” pungkas Prof. Nurhasan.
Dengan semangat yang sama, seluruh peserta berkomitmen untuk menjadikan perguruan tinggi negeri di Jawa Timur sebagai episentrum perubahan, melahirkan generasi unggul, dan memperkuat kontribusi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045.