Rintis Pendidikan Ramah Difabel, UIN SATU Jalin Kerja Sama dengan USIM Malaysia

Kontributor:

20240924 072051 scaled

Nilai, Malaysia—UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung sedang merintis model pendidikan yang ramah bagi difabel. Langkah ini diawali dengan kunjungan kerja sama dan benchmarking ke Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) pada Senin, 23 September 2024.

Kunjungan ini bertujuan untuk membahas potensi kerja sama di berbagai bidang, termasuk pengembangan studi Al-Qur’an dan pendidikan inklusif, khususnya bagi umat Islam dengan difabilitas. Kunjungan resmi ini disambut oleh jajaran pimpinan USIM, antara lain Naib Canselor USIM, Prof. Ts. Dr. Sharifudin Md Shaarani; Prof. Dr. Adnan Mohamed Yusoff; Prof. Madya Dr. Haji Norkyairee Mohd Raus, Pengarah Pusat Penyelidikan Ibnu Ummi Maktum FQSS USIM; dan Dr. Siti Fatimah Mohd Tawil dari Bahagian Perkhidmatan OKU PPIUM.

Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., yang memimpin tim penelitian, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal untuk memperkuat kapabilitas akademik dan riset, sejalan dengan visi internasionalisasi kampus.

Selain Rektor, tim peneliti UIN SATU terdiri atas Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I., serta Ketua Jurusan Adab Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Dr. Rizqa Ahmadi, Lc., M.A. Mereka turut serta dalam benchmarking terkait sarana dan prasarana ramah difabel di USIM serta mengkaji kurikulum, regulasi, dan kualifikasi pengajar dalam pendidikan inklusif.

Dalam sambutannya, Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., memaparkan beberapa inisiatif penting, seperti penyelenggaraan konferensi internasional tentang Islam dan difabel, publikasi bersama, Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif, serta pertukaran mahasiswa dan dosen antara kedua institusi.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini dapat memperkuat hubungan akademik antara UIN SATU dan USIM, terutama dalam bidang riset pendidikan inklusif dan kajian Islam. Ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan internasionalisasi kampus UIN SATU,” ujar Prof. Abd. Aziz.

Rektor juga berharap bahwa kunjungan tim peneliti ke USIM dapat menciptakan sinergi antar lembaga dalam pengembangan pendidikan inklusif.

“Kerja sama ini penting sebagai fondasi pengembangan riset dan pendidikan inklusif di UIN SATU. Kami berharap sinergi dengan USIM dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan, khususnya dalam studi Al-Qur’an dan pendidikan inklusif,” tambahnya.

Sambutan positif juga datang dari Naib Canselor USIM, Prof. Ts. Dr. Sharifudin Md Shaarani, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk memperkuat program pendidikan dan riset di kedua universitas.

“USIM sangat terbuka untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, terutama dalam kajian pendidikan inklusif dan keislaman. Kami melihat potensi besar dari kemitraan ini,” ujar Prof. Sharifudin.

Kepada pengelola USIM, tim peneliti UIN SATU mengajukan sejumlah pertanyaan penting terkait penerapan pendidikan inklusif di USIM, seperti kurikulum dan praktik pendidikan Al-Qur’an bagi penyandang difabilitas, regulasi terkait pendidikan difabel, serta pengelompokan kelas dan penjenjangan tingkat pendidikan. Tim juga menanyakan kualifikasi sumber daya manusia (SDM) pengajar bagi penyandang difabilitas, serta bagaimana sistem tinggal dan interaksi antara guru dan murid difabel di USIM.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara USIM dan UIN SATU Tulungagung, yang menjadi dasar untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.

Setelah pertemuan dengan Naib Canselor, delegasi UIN SATU melanjutkan kunjungan ke Fakulti Pengajian Quran dan Sunnah (FPQS) serta Pusat Penyelidikan Ibnu Ummi Maktum (UMMI). UMMI merupakan pusat unggulan dalam pengembangan pendidikan inklusif. Di sana, tim peneliti melihat secara langsung sarana dan prasarana yang mendukung pendidikan ramah difabel, termasuk fasilitas, inovasi, dan produk-produk yang dihasilkan oleh UMMI.

Tim peneliti juga dijadwalkan mengunjungi beberapa lembaga lain di luar USIM yang bergerak dalam bidang pendidikan dan riset.

Rektor UIN SATU menyebutkan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari langkah strategis internasionalisasi kampus, yang menjadi program utama pada tahun 2025, setelah suksesnya perolehan akreditasi Unggul dari BAN-PT pada tahun 10 September 2024.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan akademik antara Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam studi keislaman dan pendidikan bagi difabel.

Editor: Muhlasin
Photographer: Ulil Abshor
Skip to content