Targetkan Akreditasi Unggul, UIN SATU Laksanakan FGD Tracer Study

Kontributor:

Batu – Menargetkan bisa memperoleh akreditasi institusi dan program studi yang unggul, Universitas islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menggelar Focused Group Discussion (FGD) Tracer Study pada Kamis – Sabtu (22-24/06/2023) di Hotel Ashton In Kota Batu.

Disampaikan oleh Kepala Bagian Umum dan Akademik UIN SATU Tulungagung, Masruroh Tri Handayani, M.Pd.I., dalam laporannya saat acara pembukaan, kegiatan ini diikuti oleh seluruh Koordinator Program Studi (Koorprodi) dan Pascasarjana atau yang mewakili di lingkungan UIN SATU Tulungagung serta unit-unit terkait seperti dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD), dan lain-lain.


Adapun tujuan dari kegiatan ini menurut Masruroh antara lain untuk melakukan sinkronisasi aplikasi tracer study dengan harapan nantinya bisa terealisasi aplikasi yang baik sehingga bisa mendukung upaya meraih akreditasi institusi maupun program studi yang unggul pada masa mendatang.

“Semoga dalam waktu tiga hari ini nanti bisa berjalan dengan lancar dan menghasilkan yang terbaik untuk kemajuan UIN SATU Tulungagung tercinta,” kata Masruroh sebelum menutup laporannya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Abad Badruzaman, Lc. M.Ag. dalam sambutannya sebelum membuka acara FGD ini menyampaikan, bahwa kegiatan ini penting dalam rangka adanya proses akreditasi. Sehingga kegiatan ini pun melibatkan berbagai pihak selain dari Koorprodi, tapi juga ada dari LPM, PTIPD, Humas, SPI, serta dari pengguna alumni.

Diceritakan pula oleh Wakil Rektor III bahwa dalam upaya melaksanakan kegiatan tracer study, pihaknya pernah mendatangkan sebuah lembaga otonom dalam upaya memberikan workshop pengelolaan tracer study. Namun hasilnya tidak terlalu menggembirakan.

Pada bagian lain Wakil Rektor III juga meyebutkan bahwa sebenarnya tracer study bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akreditasi saja, namun juga untuk evaluasi diri, untuk pengembangan prodi, untuk menakar sejauh mana relevansi prodi dengan dunia kerja.

Disebutkan juga bahwa aplikasi tracer study yang akan dikembangkan ini yang terpenting harus memuat empat fitur yakni: masa tunggu kerja setelah lulus; ketersambungan bidang kerja dengan core prodi dari mana dia berasal; cakupan kerja apakah nasional, regional atau internasional; dan kepuasan pengguna alumni.

“Di luar empat fitur ini boleh dikembangkan sendiri, dalam rangka apa? Dalam rangka pengembangan prodi.” kata Wakil Rektor III.

Selain itu Abad juga menyinggung perihal keterkaitan beasiswa dengan akreditasi. Menurutnya, jika akreditasi program studi di UIN SATU Tulungagung banyak yang unggul maka akan banyak kesempatan mendapatkan program beasiswa, contohnya Beasiswa Indonesia Bangkit yang mensyaratkan akreditasi A atau Unggul supaya bisa menjadi destinasi beasiswa dari LPDP tersebut.

Adapun sebagaimana jadwal yang direncanakan, kegiatan Focused Group Discussion Tracer Study dilaksanakan dalam waktu tiga hari. Rapat ini antara lain membahas per item instrumen tracer study dan sinkronisasi tracer study. Selain itu ada rekomendasi yang akan dilaksanakan dalam upaya guna memaksimalkan tracer study di antaranya memaksimalkan sosialisasi tracer study kepada alumni dengan berbagai bentuk kegiatan serta menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai stakeholder pemerintah dan dunia usaha yang mungkin menjadi pengguna alumni UIN SATU Tulungagung.(*)

 

Skip to content