UIN Satu Gelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-53

Kontributor:

Tulungagung – Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-53 Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menggelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis UIN SATU yang ke-53 pada Sabtu pagi (17/07/2021). Karena masih dalam situasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akibat adanya pandemi Covid-19 maka kegiatan tersebut digelar secara daring melalui aplikasi Zoom.
Bertugas membuka Sidang Senat Terbuka adalah Sekretaris Senat UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag.. Setelah dibuka, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars IAIN Tulungagung serta Mars UIN SATU Tulungagung. Setelah itu acara dilanjutkan dengan istighotsah dan do’a bersama yang dipimpin juga oleh Sekretaris Senat.

Setelah istighotsah dan do’a bersama, acara dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat UIN SATU Tulungagung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I. Dan setelah itu dilanjutkan sambutan dari perwakilan dari mahasiswa UIN SATU yang diwakili oleh Ketua DEMA, Mahda Fuad Amirudin serta perwakilan dari alumni yang disampaikan oleh Ketua Ikatan Alumni, Dr. H. Muhtarom, M.Ag.. Keduanya sama-sama berharap supaya UIN SATU dengan usianya yang sudah 53 tahun bisa semakin bisa meningkatkan kualitasnya serta lebih berkontribusi bagi masyarakat luas.
Selanjutnya, Rektor, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada segenap yang hadir dalam acara tersebut. Selain itu Rektor juga menyampaikan bahwa Tulungagung dari sejarahnya dulu bukan merupakan pusat politik, melainkan sebagai pusat peradaban. Oleh karena itu dengan tagline Kampus Dakwah dan Peradaban UIN SATU Tulungagung yang baru saja berubah bentuk dari IAIN Tulungagung bertekad untuk mengembalikan citra diri sebagai pusat peradaban yang berpengaruh pada kemajuan peradaban nusantara.
“Dengan begitu maka kehadiran UIN ini tidak hanya secara institusinya, melainkan untuk mengembangkan sebagai universitas yang betul-betul universitas. Bukan universitas rasa institut atau universitas rasa sekolah tinggi.” kata Rektor.
Hal tersebut dilakukan dengan transformasi kelembagaan diikuti dengan transformasi sumber daya manusia (SDM) misalnya dosen harus bergelar doktor. Selain itu juga diikuti dengan transformasi digital, di mana dalam hal ini rektor sebut dengan program smart kampus. Tak hanya itu, rektor juga menyampaikan bahwa kampus harus berupaya untuk memberikan kontribusi masyarakat baik itu masyarakat akademis maupun non akademis dengan tetap berpegang teguh pada core Islamic Studies.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. KH. Nizar Ali, M.Ag. dalam pengarahannya seusai sambutan Rektor menyampaikan bahwa apa  yang disampaikan oleh Rektor adalah impian dan tentu impian tersebut harus bisa terwujud dengan komitmen bersatu sebagaimana nama UIN SATU Tulungagung.
Di bagian lain Sekjend Kemenag RI juga menyampaikan perihal ekosistem pendidikan. Berbicara ekosistem pendidikan dia mengajak segenap yang hadir untuk mengingat kembali filosofi dari maha guru pendidikan nasional yakni Ki Hajar Dewantara di tahun 1933 silam. Pada saat bangsa Indonesia sedang meramu berbagai kearifan untuk menjadi bangunan kokoh jati diri bangsa, Ki Hajar Dewantara telah meletakkan filosofi ekosistem pendidikan yang dapat menjadi pijakan dalam membangun ekosistem pendidikan di era revolusi industri 4.0.
“Ki Hajar Dewantara menekankan, lembaga pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi adalah salah satu pilar dalam ekosistem pendidikan. Pilar lainnya yang sangat amat penting dalam menentukan kualitas pendidikan adalah lingkungan keluarga atau masyarakat,” kata Nizar.
Konektifitas antara pilar perguruan tinggi dengan pilar lingkungan keluarga dan masyarakat ini akan membentuk ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuh kembangnya mahasiswa kita. Di sinilah menurut Nizar, pilar perguruan tinggi tidak boleh melejit sendiri. Dia harus tersambung, terkoneksi serta menjadi cerminan dari dinamika yang terjadi pada lingkungan di mana mahasiswa tumbuh.
“Berbagai kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus selalu terhubung dengan proses pendidikan yang diperoleh mahasiswa di perguruan tinggi.” kata Nizar.
Sebagai penutup pengarahan tersebut, Nizar berharap supaya UIN SATU di samping berkembang menjadi smart kampus juga bisa menjadi organisasi pembelajar, yakni organisasi yang berfikiran terbuka, adaptif, futuristik dengan kebutuhan-kebutuhan masa depan sehingga UIN SATU menjadi perguruan tinggi yang SDMnya terus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan kemampuannya dalam merespon perkembangan zaman.
Rangkaian acara Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-53 selengkapnya bisa disaksikan di Channel Youtube SATU Televisi.(humas)
Skip to content