UIN SATU Jadi Tuan Rumah Ekspo Produk Akademik dan Seminar Moderasi Beragama

Kontributor:

Tulungagung – Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menjadi tuan rumah even Ekspo Produk Akademik dan Seminar Moderasi Beragama yang diselenggarakan atas kerjasama Balai Litbang Agama (BLA) Semarang dengan UIN SATU Tulungagung. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung KH Arief Mustaqiem UIN SATU Tulungagung pada tanggal 23 sampai dengan 25 Agustus 2022.
Dalam acara pembukaan, Kepala BLA Semarang, Drs. H. Anshori dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran kegiatan BLA di UIN SATU Tulungagung ini adalah dalam rangka mendukung program Kementerian Agama terkait dengan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Adapun program tersebut dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar dan pameran produk akademik tentang moderasi beragama.

“Kegiatan seminar dan ekpos di UIN SATU Tulungagung kali ini adalah untuk yang kelima kalinya, setelah sebelumnya dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Mataram, UIN Surakarta dan Universitas Islam Malang,” kata Anshori. 
Sementara itu Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. dalam sambutannya menjelaskan bahwa Moderasi Beragama versi Kementerian Agama terdiri atas empat indikator. Yang pertama adalah komitmen kebangsaan, yakni para mahasiswa, para dosen dan para Pegawai Negeri Sipil apa saja, komitmen keberagamaan itu harus didedikasikan dengan komitmen kebangsaan, nasionalisme. Maka agama dan nasionalisme itu adalah satu kesatuan yang utuh, tidak dipisah-pisahkan, karena itu agama dan nasionalisme itu akan menjadikan Indonesia besar.
Adapun menurut Maftukhin, indikator kedua dalam moderasi beragama adalah toleransi, artinya kita tidak boleh terjebak isu SARA atau Suku Agama Ras dan Antar Golongan. Karena menurutnya ini berbahaya apalagi jika pengetahuannya rendah. Oleh karena itu penting untuk seseorang banyak membaca dan berkomunikasi.
“Karena semakin banyak seseorang membaca, semakin banyak orang berkomunikasi maka semakin banyak pengetahuannya dan semakin tinggi tingkat toleransinya,” kata Maftukhin.
Indikator moderasi beragama yang ketiga menurut Rektor adalah anti kekerasan, maksudnya bahwa segala macam bentuk kekerasan sebaiknya dihindari, baik itu kekerasan verbal atau kekerasan lisan maupun kekerasan fisik. Karena apapun bentuk kekerasan itu akan menjadikan tidak nyaman bagi objeknya.
Yang terakhir dari indikator moderasi beragama adalah akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Terkait hal ini Maftukhin mengungkapkan bahwa sering kali kita mengadopsi kebudayaan asing dan mengabaikan kebudayaan lokal. Karena itu hadirnya kampus tidak boleh mengabaikan budaya lokal dalam segala konteks kehidupan. Maka UIN SATU Tulungagung harus beradaptasi dengan budaya lokal di Tulungagung. 
Tak lupa Rektor UIN SATU Tulungagung juga mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan pengunjung kegiatan Ekspo Produk Akademik dan Seminar Moderasi Beragama.
Sebagai informasi, dalam kegiatan ekspo produk akademik ada beberapa stand yang ada di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem, antara lain dari LP2M UIN SATU Tulungagung dan beberapa bidang di bawah naungan Balai Litbang Agama Semarang. Adapun produk yang dipamerkan berupa jurnal-jurnal serta buku-buku terutama yang memiliki korelasi dengan isu-isu moderasi beragama.(sin)
Skip to content