UIN SATU Tulungagung Kukuhkan Guru Besar ke-17

Kontributor:

Tulungagung – Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung mengukuhkan guru besarnya yang ke-17 pada Rabu pagi (17/11/2021) di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem. Dia adalah Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. yang dikukuhan sebagai guru besar bidang ilmu Manajemen Pendidikan. Digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 acara pengukuhan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Forpimda, tokoh masyarakat, tamu undangan serta beberapa pejabat di lingkungan UIN SATU Tulungagung.
Acara pengukuhan diawali dengan pembukaan oleh Ketua Senat UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag. dilanjutkan pembacaan doa oleh Dr. H. Kojin, M.A. lalu pembacaan surat keputusan pengangkatan guru besar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia oleh Sekretaris Senat, Prof. Dr. Samsun Niam, M.Ag..

Seusai pembacaan SK, acara dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter tentang perjalanan hidup Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. selaku guru besar yang dikukuhkan dengan judul film “Guru Besar dari Mirigambar”. Adapun sebelum dikukuhkan, guru besar yang akan dikukuhkan terlebih dahulu menyampaikan pidato pengukuhan. Adapun dalam hal ini pria yang akrab disapa Prim ini menyampaikan pidato pengukuhan bertema “Visionary Leadership dalam Membangun Brand Image dan Daya Saing Kampus Dakwah dan Peradaban”.
Dalam pidato pengukuhan tersebut, Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. kurang lebih hendak menyampaikan perihal pentingnya seorang pemimpin yang visioner dalam membangun brand image sebuah institusi pendidikan. Dalam hal ini Prim mencontohkan UIN SATU Tulungagung yang mempunyai tagline Kampus Dakwah dan Peradaban.
Menurut Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. ada lima hal yang perlu menjadi pegangan dalam membangun mutu, brand image dan daya saing perguruan tinggi.
“Awali dengan niat baik dari diri kita masing-masing, jangan suka menyalahkan orang lain, jangan suka complain atau mengeluh, bersyukur dan berbuat lebih baik serta belajarlah dan mau berubah,” sebut Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd..
Setelah pidato pengukuhan acara dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan yang dilakukan pengaluman shamir dan penyerahan SK Guru Besar oleh Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. kepada Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. selaku guru besar yang dikukuhkan.
Rektor UIN SATU Tulungagung seusai prosesi pengukuhan dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar yang telah dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Manajemen Pendidikan di UIN SATU Tulungagung ini. Menurutnya ini adalah sebuah anugerah bagi Kampus Dakwah Peradaban ini.
Selanjutnya, Rektor juga membenarkan dan mendukung apa yang telah disampaikan oleh Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. karena apa yang menjadi capaian UIN SATU Tulungagung adalah tidak lepas dari peran para pemimpin yang visioner di setiap level pimpinan, baik top manager maupun midle manajer.
Di bagian lain rektor juga menjelaskan bahwa sebenarnya nilai-nilai  kepemimpinan yang visioner di nusantara ini sudah nampak dari sejarah zaman kerajaan. Misalnya seperti apa yang kita anggap sebagai ramalah Raja di Kerajaan Kediri, Jayabaya. Menurut rektor bisa jadi apa yang ada dalam Serat Jayabaya itu bukan sebuah ramalan atas apa yang akan terjadi di masa mendatang. Melainkan sebuah visi Raja Jayabaya sebagai seorang pemimpin sebuah negara. Dalam hal ini Rektor mencontohkan perihal yang disebut dengan Satrio Paningit. Menurut Rektor, bisa jadi Satrio Paningit itu bukanlah seorang figur tertentu yang diyakini akan menjadi seorang pemimpin yang adil dan ideal.
“Satrio Paningit itu bukanlah orang, tetapi Satrio Paningit itu adalah sebuah fenomena di mana seseorang itu ada orang-orang tertentu yang memang tidak terlibat dalam sebuah konstelasi politik, ekonomi, negara apapun tapi dia memiliki komitmen besar terhadap bangsa ini,” kata Rektor.
Lebih lanjut Rektor menyebut bahwa Satrio Paningit dalam ilmu politik namanya kebangsaan, nation atau manusianya. Jadi manusianya itu yang mempunya komitmen pada kebangsaan. Sehingga kadang Satrio Paningit itu adalah orang-orang yang tidak dikenal, seperti para wali atau bahwa orang-orang biasa yang mungkin pekerjaannya tukang ngarit ataupun yang lainnya.
“Karena itu sebetulnya banyak kita UIN SATU ini, kenapa dinamakan UIN SATU karena keulamaan, komitmen kepada keagamaan, komtmen kepada kebangsaan itu menjadi pondasi utama kita untuk menciptakan para Satrio Paningit itu.”
Sebelum mengakhiri sambutannya, Rektor juga menyampaikan harapannya bahwa dengan berbagai sumber daya yang dimiliki saat ini bisa berkembang dan menjadi leader di kalangan UIN-UIN yang lain dan semoga kita semua menjadi pemimpin dari sebuah kebersamaan bangsa dan negara di negeri Indonesia Raya ini.
Acara pengukuhan guru besar ini, selengkapnya bisa disaksikan di Channel Youtube SATU Televisi. (humas)
Skip to content