UIN SATU Tulungagung Tuan Rumah Rakor Bidang Kerjasama PTKIN

Kontributor:

Tulungagung – Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU Tulungagung) menjadi tuan rumah pertemuan atau Rapat Koordinasi Bidang Kerjama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang diselenggarakan pada 13 sampai dengan 15 September 2023. Pembukaan rangkaian kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem UIN SATU Tulungagung pada Rabu malam (13/09/2023).
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan pengelola International Office pada PTKIN seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak 59 peserta hadir mewakili 42 PTKIN.
Rektor UIN SATU Tulungagung menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir dari seluruh Indonesia. Dalam sambutanya, Rektor mengajak PTKIN untuk tidak takut menerima banyak mahasiswa, baik dari dalam negeri dan utamanya dari luar negeri. Karena belajar dari beberapa PTN pun ternyata ada yang menerima cukup banyak mahasiswa.

“Karena tidak hanya mereka yang pinter yang berhak kuliah. Bukan hanya mereka yang kaya yang boleh kuliah, tapi juga mereka yang miskin,” kata Rektor.
Terkait dengan nilai jual PTKIN, seharusnya PTKIN mampu meningkatkan nilai jualnya dengan disiplin keilmuan yang dimilikinya. Karena menurut Rektor, dalam pandangannya negara-negara seperti Amerika Serikat, perguruan tinggi yang dimikinya makin lebih banyak fokus untuk mencetak para pekerja. Sehingga dimungkinkan keilmuan di sana sudah tidak akan lagi berkembang.
Sementara itu, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kemenag RI, Thobib Al Asyhar dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal yang menurutnya harus dilakukan oleh PTKIN untuk bisa diperhitungkan di dunia internasional. Menurutnya PTKIN harus menyediakan sarana informasi yang bisa diterima dan dicerna oleh masyarakat internasional, sehingga apa yang menjadi kelebihan, apa yang menjadi daya tawar PTKIN bisa diterima oleh mereka.
“Kita belum menyediakan informasi yang bisa diterima dan dicerna secara internasional. Misalnya website yang menyediakan bahasa asing,” kata Thobib.
Thobib juga menyampaikan bahwa pengenalan budaya lokal kepada masyarakat internasional juga penting. Karena kalau ada orang asing di PTKIN lalu dicampur dengan mahasiswa Indonesia sementara budayanya berbeda. Jangan jangan ini menjadi kendala budaya. Kebersihan fasilitas juga penting untuk diperhatikan.
“Kita harus berupaya terus untuk bagaimana kita melayani mereka sebaik-baiknya. Supaya mereka mengajak teman-temannya,” katanya.
Hal ini karena menurutnya ketersediaan layanan international office, berdasarkan diskusinya dengan pihak imigrasi dan unit 3 supaya mahasiswa luar negeri mendapatkan perlakuan khusus demi kenyamanan mereka. Karena ternyata sering mereka mengeluh, karena sering didatangi orang-orang tak dikenal karena alasan keamanan.
Tak kalah penting menurut Thobib, budaya penerjemahan ke bahasa asing atas karya-karya ilmiah yang ada di PTKIN juga harus dilakukan. Supaya masyarakat internasional tahu bagaimana perkembangan pengetahuan di Indonesia, terutama di PTKIN.
“Ini menjadi pintu yang amat penting untuk mengantarkan kita ke dunia internasional. PTKIN seharusnya bisa menjual distingsinya. Karena dengan kajian agamanya sebetulnya perguruan tinggi keagamaan itu bersifat internasional.” kata Thobib sebelum mengakhiri sambutannya.
Acara pembukaan Rapat Koordinasi Bidang Kerjasama PKTIN ini juga bisa disaksikan di Channel Youtube SATU Televisi. (*)
Skip to content