Wisuda ke-28; Menag RI Tantang UIN SATU Tulungagung

Kontributor:

Tulungagung – Menteri Agama Republik Indonesia RI, Yaqut Cholil Qoumas, menantang UIN SATU Tulungagung untuk menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) nomor satu di Indonesia. Hal tersebut disampaikannya secara daring saat memberikan sambutan dalam Wisuda ke-28 UIN SATU Tulungagung yang digelar secara drive thru pada Selasa pagi (29/06/2021).
“Semoga dan saya tantang Rektor dan beserta seluruh timnya untuk memiliki big dream mewujudkan UIN SATU Tulungagung benar-benar number one in Indonesia. Amin ya Rabbal Alamin,” kata Menag tegas.

Menurut Menag UIN SATU ini unik, karena mengambil ibrah dari nama asli Sunan Ampel yaitu Sayyid Ali Rahmatullah. Seolah menegaskan bahwa UIN SATU ini otentik, orisinil dan asli. Namun demikian dia juga menegaskan bahwa yang utama dari nama tersebut adalah singkatan SATU. Ini berarti Rektor beserta seluruh civitas akademika harus bertanggung jawab dan berani segera berekslarasi agar betul-betul nantinya menjadi UIN nomor satu di Indonesia di antara UIN yang lain dan syukur-syukur bisa mengungguli perguruan tinggi umum yang favorit di Indonesia. 
Sebelumnya Menag juga menyampaikan bahwa sejarah berdirinya PTKIN yang memperlihatkan adanya keterlibatan yang luar biasa dari para ulama dan kyai pada saat itu. Sejarah juga mencatat bahwa nama UIN SATU ini terinspirasi dari spirit pejuang dan penyebar agama Islam yakni Walisongo tepatnya Sunan Ampel, karena dulunya UIN SATU ini adalah cabang dari UIN Sunan Ampel Surabaya. 
Alhamdulillah melalui Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2021 dan melalui proses dan perjuangan yang sangat panjang, setelah presentasi proposal pada September 2019 di Kementerian Agama bersama sembilan PTKIN yang lain, UIN SATU Tulungagung dinyatakan layak menjadi UIN setelah terjadi perubahan Peraturan Menteri Agama dari yang lama sebagai dasar perubahan transformasi yaitu PMA Nomor 20 Tahun 2020.
“Saya mendengar PMA ini adalah PMA tercepat dalam deklarasi lahirnya UIN baru bagi PTKIN. Saya sendiri akhirnya kebagian proses yang menentukan untuk memberikan paraf terkait pengajuan prosen 6 UIN ini dan Alhamdulillah kini mimpi tersebut menjadi kenyataan,” tutur Menag.
Menag juga menyampaikan pandangannya bahwa memajukan PTKIN adalah jihad akbar dengan memperbaiki akademik dan mutu lulusannya. Dia juga mengajak untuk menurunkan egosektoral kedaerahan atau background masing-masing lembaga. Melebur dan menyatu demi untuk memajukan PTKIN, khususnya yang namanya keramat ini.
“Sekali lagi saya meminta kepada pimpinan UIN SATU, agar jangan hanya bangga, senang dengan ritualitas wisuda jika tidak diimbangi dengan kemampuan daya serap para wisudawan di dunia kerja.
Memproduksi lulusan tanpa diimbangi skill dan knowledge yang dibutuhkan tantangan zamannya, ini akan sangat berbahaya,” ujar Menag mengingatkan civitas akademika sekaligus pada wisudawan dan wisudawati.
Menag berharap kepada para wisudawan dan wisudawati UIN SATU Tulungagung bahwa dengan adanya tantang global, yaitu kuatnya arus trans-ideologi ancaman paham ekstrimisme dan terorisme maka sosok alumni PTKI harus berani tampil di depan menjelaskan wawasan keislaman secara komprehensif holistik dan moderat. Menag juga melihat bahwa dengan koor kompetensi dalam bidang ilmu keislaman atau ilsamic studies namun karena diajarkan dengan cara yang lebih terbuka dan kontekstual telah menjadikan alumni PTKIN lebih bijaksana dan tidak kagetan dalam menyikapi isu-isu kontemporer keagamaan yang sangat meresahkan dewasa ini.(humas)
Skip to content