Yudisium FTIK: Guru Wajib Hadir di Tengah Siswanya

Kontributor:

Tulungagung – Menjadi guru harus betul-betul menjiwai perannya sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan dan panutan bagi para siswanya. Untuk itu seorang guru harus selalu hadir di tengah-tengah siswanya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama RI, Suyitno saat memberikan orasi ilmiah dalam Yudisium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung pada Kamis pagi (20/09/2018) di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem.

Di hadapan kurang lebih 583 calon wisudawan IAIN Tulungagung tersebut, Suyitno menyinggung beberapa kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh beberapa guru. Misalnya seringkali meninggalkan kelas pada saat jam mengajar, meskipun dia menitipkan materi ke guru piket untuk disampaikan kepada siswa.

“Ini jelas tidak mencerminkan seorang guru yang profesional. Karena seorang guru profesional akan selalu hadir di tengah-tengah siswanya. Atau jika memang betul-betul tidak bisa hadir karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan maka di dalam jiwanya ada para siswanya, sehingga jiwanya tetap hadir di tengah-tengah para siswanya,” katanya.

Menurut Suyitno, ketika seorang guru bisa menjiwai perannya dan jiwanya betul-betul hadir di hati para siswanya, maka transfer ilmu pengetahuan bisa berjalan dengan baik. Karena para siswa tidak hanya memperhatikan materi ajar saja melainkan juga meneladani sikap guru terhadap ilmu yang dimilikinya.

“Maka dari itu saya mengajak adik-adik para calon alumni FTIK IAIN Tulungagung ini untuk senantiasa bisa mempersiapkan diri supaya kelak menjadi guru-guru yang profesional demi kemajuan pendidikan di negeri ini,” kata Suyitno.

Selain memotivasi para peserta yudisium supaya menjadi guru yang profesional, Suyitno juga mengingatkan bahwa meskipun kebutuhan akan guru di Madrasah dan Sekolah belakangan ini cukup banyak, namun tetap tidak mungkin mengakomodasi seluruh sarjana pendidikan yang ada, karena peluang memang terbatas. Maka dari itu Suyitno juga memotivasi para peserta untuk tidak enggan berusaha menjadi seorang entrepreneur. Karena tidak sedikit sarjana pendidikan yang justru sukses menjadi seorang pengusaha.(humas)

Skip to content