DWP UIN SATU Peringati Hardiknas dengan Seminar Pendidikan tentang Anti-Bullying

Kontributor:

Tulungagung—Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 02 Mei 2024, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menggelar seminar pendidikan dalam keluarga. Seminar ini ini dilaksanakan pada Rabu pagi (08/05/2024) di Aula Rektorat lantai 3 dengan diikuti oleh seluruh pengurus dan anggota DWP UIN SATU. Kegiatan ini dikemas bersama dalam pertemuan rutin bulanan DWP UIN SATU Tulungagung.

Ketua DWP UIN SATU Tulungagung, Suci Nurhidayati Abd. Aziz dalam sambutannya saat membuka acara tersebut menyampaikan bahwa pertemuan ini tidak hanya menjadi agenda rutin DWP, tetapi juga memperingati Hardiknas tahun 2024.

“Terima kasih kepada ibu-ibu yang hadir telah menyempatkan diri,” kata Ketua DWP.

Sementara itu, Ibu Kabiro AUPK, Zulfatul Mufidah Maram, dalam sambutannya memberikan pesan kepada seluruh anggota yang hadir.

“Ketika menjadi istri ASN, maka harus siap menjadi DWP,” tuturnya.

Dibagian lain, rutinan dan seminar pendidikan dalam keluarga ini mengambil tema ‘pendidikan keluarga bebas bullying’. Nurul Hidayah, selaku narasumber memberikan penjelasan mengenai pendidikan keluarga yang bebas dari bullying. Beliau menyebutkan bahwa keluarga adalah faktor utama dan pertolongan permanen dalam mengatasi bullying.

“Pendidikan anak untuk tidak bullying itu harus dimulai sejak kecil. Bullying itu bisa dari mana saja, dari medsos, teman, keluarga, lingkungan, dari mana saja,” kata Nurul Hidayah.

Dalam penjelasannya, beliau memberikan contoh bahwa kakak yang iri terhadap adiknya atau adik yang iri kepada kakaknya merupakan tindakan yang mengarah kepada bullying. Dia menyampaikan bahwa energi positif  yang diciptakan di rumah itu berasal dari kedua orang tua. Kedua orang tua harus mampu menjadi tempat curhat bagi anak.

“jika memberi tahu anak itu harus bertahap, jangan langsung memarahi kalau mereka melakukan kesalahan,” jelasnya.

Tidak hanya memberikan penjelasan mengenai bullying, beliau juga memberikan cara untuk mengatasi bullying dengan mencontoh sikap Abu Nawas yang sabar, tidak menghadapi dengan amarah, dan emosi saat melihat salah satu muridnya dibully.

Dalam penutupannya, beliau menekankan bahwa orang tua berperan penting dalam menghadapi kasus bullying.

“Benteng permanen itu hamblum minaAllah dan hamblum minannas. Sholat Taubah adalah benteng untuk menjaga anak-anak kita dari perilaku yang tidak baik. Saya menyelesaikan permasalahan keluarga dengan sholat, karena itu yang diajarkan guru kita. Selain itu, benteng anak paling kuat ada di orang tuanya. Mau temannya gimana, tapi kalau orang tua merangkul si anak, ya tetap aman,” tutur Nurul Hidayah.

Beliau mengingatkan, untuk senantiasa menjaga keluarga dengan menanamkan prinsip dalam surat At-Tahrim ayat 6.

“Kun anfusakum, jaga diri kita dulu, baru, wa ahlikum, jaga keluargamu,” tegas Nurul Hidayah.

Skip to content