Kukuhkan Guru Besar Ekonomi Syariah, Rektor: UIN SATU Dapat Menjadi Pelopor Manasik Zakat

Kontributor:

Tulungagung—Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) kembali mengukuhkan guru besarnya. Kali ini adalah Dede Nurohman yang dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Ekonomi Syariah, pada Kamis (02/05/2024) di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem.

Dede Nurohman menyampaikan pidato pengukuhan dengan tema “Agama dan Ekonomi: Meneguhkan Eksistensi Ekonomi Islam di Tengah Budaya Komodifikasi Agama Di Indonesia”.

“Judul ini diambil karena saya melihat meriahnya keberagaman di Indonesia di tengah situasi modernisasi,” ungkapnya.

Dia memaparkan bahwa relasi agama dan ekonomi menjadi semakin kuat dalam perilaku masyarakat di berbagai elemen. Agama menurut para ilmuwan menjadi pasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengukuhan ini dilakukan langsung oleh Rektor UIN SATU Tulungagung, Abd. Aziz. Pengukuhan ini dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, mulai dari pejabat Kementerian Agama pusat, tamu kolega, dari stakeholder UIN SATU Tulungagung, tamu dari keluarga, serta dosen dan tenaga pendidikan di lingkungan UIN SATU Tulungagung.

Dalam pengarahannya, Rektor memberikan ucapan selamat atas dikukuhkannya Dede Nurohman sebagai guru besar ke-30 di UIN SATU Tulungagung.

“Selamat, tentu selamat hari pendidikan pada hari ini, tentu hari ini juga menjadi momen penting bagi pak Dede yang telah dikukuhkan. Dan tentu ini adalah kebahagiaan bagi kami, muncul guru besar ekonomi syariah,” kata Rektor.

Masih menurut Rektor, Indonesia saat ini belum banyak memiliki guru besar. Perbandingannya dari seluruh dosen yang ada di PTKIN/PTN umum hanya 2%.

“Guru besar ini masih dianggap makhluk langka, jadi kalau dibandingkan dengan negara-negara maju itu sudah 20%. Termasuk kami yang ada di sini itu hanya 2%, di Kementerian Agama (jumlah guru besar) baru ada 959,” ungkap Abd. Aziz.

Ini dalam artian masih minim guru besar. Rektor juga memberikan pesan kepada guru besar untuk memprioritaskan kebutuhan lembaga. Bukan hanya diri sendiri, tapi juga ummat. Artinya, menjadi guru besar merupakan tugas yang tidak mudah, mengemban amanah yang besar. Sebab, tanpa guru besar tidak mungkin dapat memvoning keilmuan.

Rektor berharap dengan dipaparkannya pidato pengukuhan dengan judul “Agama dan Ekonomi”, UIN SATU dapat menjadi pelopor kegiatan manasik zakat.

“Bapak ibu sekalian dengan judul ini juga kami ingin mengawali bersama tim dari FEBI, dikomandani juga oleh pak WR I. Kita kerja sama dengan BAZNAS pusat akan mengadakan yang namanya manasik zakat. Ini potensinya luar biasa,” terang Rektor.

Hal ini ada hubungannya secara signifikan antara agama dan ekonomi. Betapa besarnya potensi zakat fitrah, zakat mal, infaq, dan lain sebagainya.

“Saya kira ini konsep yang seperti ini harus ditularkan. Dan bagaimana guru besar yang ada di UIN SATU memberikan nuansa yang berbeda pada kegiatan-kegiatan di masyarakat,” harap Rektor.

Di bagian lain, Rektor menegaskan kepada para ekonom untuk mengembangkan kawasan halal yang memudahkan untuk mengetahui kehalalan suatu produk yang dijualbelikan.

“Bagaimana bisa meriset, bagaimana kita membentuk kawasan halal. Untuk saat ini kami sudah membentuk kawasan halal di Kediri,” tuturnya.

Tak lupa, Rektor juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang telah meluangkan waktunya untuk datang dalam acara pengukuhan guru besar ini. Rapat Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar dalam bidang ilmu Ushul Fiqih ini selengkapnya bisa disaksikan di Youtube SATU Televisi.

Skip to content